jpnn.com - SEOUL - Pihak militer Korea Selatan (Korsel) kembali tertampar. Tiga tentara yang menjalani wajib militer (wamil) di wilayah perbatasan Korsel dan Korea Utara (Korut) ditemukan bunuh diri.
"Ketiganya sedang dalam pengawasan karena ketidakstabilan mental saat menjalani wamil," ujar seorang pejabat militer yang tidak disebutkan namanya.
BACA JUGA: 280 Truk Rusia Mengarah ke Ukraina
Nama tiga korban itu tidak disebarluaskan. Namun, korban pertama berusia 21 tahun. Dia ditemukan tidak bernyawa di lokasi latihan tembak unit teknik yang berjarak 20 kilometer di tenggara Seoul. Korban diperkirakan menembak dirinya sendiri tepat di wajah dengan senapannya.
Dua korban lain tewas dengan kondisi yang sama. Yaitu, gantung diri di rumah salah seorang korban di Seoul. Keduanya berusia 20-an tahun dan telah menjalani wamil di divisi infanteri 28 di dekat perbatasan dengan Korut. Salah seorang korban tahun lalu dinyatakan tidak terlalu sehat untuk mengikuti wamil.
BACA JUGA: John McCain Puji Islam dan Demokrasi di Indonesia
Namun, ibu korban meminta wamil yang dijalani anaknya tetap diteruskan. Oktober tahun lalu yang bersangkutan mencoba bunuh diri, tetapi masih tertolong.
Saat ini para penyelidik melakukan pendalaman apakah ketiganya merupakan korban bullying ketika menjalani wamil. Sebab, banyak di antara para tentara wamil yang bertugas di perbatasan yang mendapat perlakuan bullying. Banyak di antara mereka yang stres berat dan berakhir dengan bunuh diri maupun membunuh orang lain.
BACA JUGA: Australia Dihebohkan Foto Anak ISIS
Sebagai contoh, Juni lalu seorang wamil berusaha bunuh diri setelah menewaskan lima rekannya. Dia berhasil selamat dan mengaku kerap di-bully. Pada Juli dua tentara wamil juga ditemukan tewas gantung diri. Angka bunuh diri di militer Korsel juga terus naik. Pada 2004 jumlahnya 67 orang dan 2011 naik menjadi 97 orang. Pada 2013 jumlahnya turun menjadi 79 orang, namun tahun ini mungkin jumlahnya bisa naik.
Bulan lalu lima tentara dari divisi infanteri 28 juga ditahan dengan tuduhan pembunuhan terhadap juniornya yang masih 23 tahun. Si junior tersebut kerap dipukuli, disuruh menelan pasta gigi, dilecehkan secara seksual, serta berbagai perlakuan keji lain. Dia akhirnya meninggal lantaran tersedak dan ada luka memar di kepala.
Di Korsel seluruh laki-laki yang cukup umur memang diharuskan menjalani wamil di wilayah yang berbatasan dengan Korut. Ada 690 ribu personel tentara aktif di wilayah itu. (AFP/BBC/sha/c19/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Kali Perdana Menteri, Erdogan Kini Presiden Turki
Redaktur : Tim Redaksi