Tiga Kali Perdana Menteri, Erdogan Kini Presiden Turki

Selasa, 12 Agustus 2014 – 10:48 WIB
Recep Tayyip Erdogan. Foto: ABC.net.au

jpnn.com - ISTANBUL - Recep Tayyip Erdogan sukses melanggengkan kekuasaannya atas Turki. Setelah tiga kali berturut-turut menjabat perdana menteri (PM), pemimpin 60 tahun itu bakal duduk di kursi presiden. Kemarin (11/8) dia mulai mencari PM baru yang akan menggantikan posisinya nanti.

"Hari ini menjadi tonggak sejarah baru bagi Turki. Hari ini Turki lahir (kembali) dari debu-debunya dan Turki yang baru mulai dibangun," ujar Erdogan dalam pidato kemenangannya Minggu malam waktu setempat (10/8).

BACA JUGA: Yingluck Kembali dari Eropa

Ribuan pendukung dan simpatisan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) bersorak-sorai menanggapi pidato sang presiden terpilih yang disampaikan dari balkon markas AKP di ibu kota.

"Saya tidak hanya akan menjadi presiden bagi mereka yang memilih saya. (Tapi) Saya akan menjadi presiden 77 juta rakyat," tuturnya.

BACA JUGA: Senjata AS untuk Pejuang Kurdi

Tokoh yang sudah mendominasi politik Turki selama lebih dari satu dekade itu bersumpah mengubah citra presiden dalam pemerintahan. Selama ini jabatan presiden Turki hanya bersifat formalitas. Karena itu, PM lah yang jauh lebih aktif secara fungsional.

Dalam putaran terakhir kampanye kepresidenannya pekan lalu, Erdogan menegaskan niatnya untuk menjadi presiden yang aktif. Dia akan mengubah jabatan kepala negara menjadi posisi yang penting dan digdaya. Di bawah pemerintahannya nanti, dia berencana menggunakan hak presiden yang selama ini jarang dipakai. Yakni, memanggil parlemen dan mengadakan pertemuan kabinet.

BACA JUGA: Bicarakan Gencatan Senjata, Delegasi Israel Tiba di Kairo

Erdogan menjadi politikus pertama yang terpilih dalam pemilihan presiden (pilpres) langsung Turki pada Minggu (10/8). Hasil penghitungan sekitar 98 persen suara menobatkan mantan wali kota Istanbul tersebut sebagai pemenang. Dia meraup sekitar 52 persen suara. Sementara itu, dua pesaingnya, Ekmeleddin Ihsanoglu dan Selahattin Demirtas, masing-masing mengantongi 38,3 persen dan 9,7 persen suara.

Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menyambut baik kemenangan Erdogan dalam pilpres langsung pertama Turki tersebut.

"Ini menunjukkan kehidupan politik Turki yang penuh semangat," ucap Vilija Aleknaite-Abramikiene, koordinator khusus OSCE yang menjadi salah satu pengawas dalam pilpres Minggu lalu.

Kemarin Erdogan langsung mengajak para petinggi partainya untuk rapat di markas AKP. Agenda tunggal rapat tersebut adalah transisi pemerintahan. Tepatnya penunjukan PM baru. Para pengamat politik menyatakan, siapa pun tokoh yang bakal menduduki kursi PM hanya akan menjadi boneka Erdogan. Setidaknya sampai pemilu berlangsung tahun depan, Erdogan akan menjadi penguasa mutlak Turki. (AP/AFP/CNN/hep/c15/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Kembali Serang ISIS, Inggris Kirim Bantuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler