jpnn.com - DONWORI, 45, sudah kehilangan tangan kirinya karena diamputasi akibat kecelakaan lalu lintas tiga tahun silam. Namun ternyata, tak hanya kehilangan tangannya, rasa sayang sang istri sebut saja Sephia, 40, juga melayang karena malu punya suami cacat.
Umi Hany Akasah, Wartawan Radar Surabaya
BACA JUGA: Calon Jemaah Haji Tiba-Tiba Tersungkur
SEPHIA tak mau sekejap pun menengok Donwori. Ibu satu anak itu mlengos ketika melihat suaminya berjalan bersama dengan kakaknya menuju ke gedung Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, Kamis (25/8) lalu. Sephia seakan tidak kenal lagi dengan suaminya.
Ketika menunggu proses mediasi di PA, Sephia memilih duduk berjauhan dengan Donwori yang duduk mojok bersama kakaknya sambil sama-sama terdiam. Sementara Sephia kasak kusuk menggosip dengan para pengunjung PA lain.
BACA JUGA: Duh, Makam Fiktif Malah Dilegalkan Pemkot
“Masih cinta sih cinta. Tapi geli ah, lihat suami cuma punya satu tangan,” kata Sephia dengan ekspresi jijik sambil menengok ke arah Donwori namun dengan mata terpejam.
Wanita yang bekerja sebagai staf marketing di pabrik rokok itu menyatakan bila dirinya sudah tak sanggup lagi hidup seatap dengan Donwori yang cacat fisik. Ada berbagai macam alasan mengapa Sephia enggan mendampingi Donwori.
BACA JUGA: Sikap Komisi II DPR Tidak Jelas
Salah satunya, dia tidak percaya diri ketika berjalan berdampingan dengan sang suami. Padahal sebelum kecelakaan nahas di Magetan pada tahun 2013 silam, Donwori seringkali mengajak jalan-jalan ke luar kota sang istri dengan mobil pribadi yang disetiri sendiri. Setiap minggu, Donwori juga sering mengajaknya jalan-jalan ke mal.
Namun, semua itu kini tinggal kenangan indah yang dikuburnya dalam-dalam mengingat kondisi suaminya saat ini.
“Otomatislah. Sejak tangannya putung, ya tidak bisa lagi kami jalan-jalan berdua. Banyakan di rumah saja. Padahal, saya sudah kadung nabung banyak untuk suatu saat jalan-jalan ke luar negeri,” kata dia.
Bila pun harus jalan-jalan dengan kondisi suaminya yang sekarang, Sephia mengaku sangat ribet bila mengajak Donwori. Sebab, dia harus menyewa sopir panggilan karena Donwori sudah tidak bisa lagi nyetir mobil.
Belum lagi kalau jalan-jalan beneran. Sephia mengaku banyak orang yang melihat dengan tatapan kasihan ke suaminya.
“Suami kalau jalan juga agak bengkok gitu setelah kecelakaan. Emang sih, suami masih gagah dan ganteng. Tapi meskipun ganteng kalau cacat apalah guna,” ujar warga perumahan Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya.
Sejak tangannya cacat sebelah, Donwori nyaris tidak bisa mengerjakan apa-apa. Padahal dulu urusan nyuci, setrika dan menyapu rumah adalah pekerjaan Donwori kalau lagi libur atau punya waktu senggang.
Tapi sekarang, Sephia harus menyewa pembantu karena Donwori dan dirinya tak bisa mengerjakannya sendiri.
“Suami kan kerjanya di bank. Ini pihak bank masih kasihan, makanya dia dipekerjakan sebagai staf dalam. Tapi, ancaman PHK kan pasti menanti sewaktu-waktu kalau dia sudah benar-benar dianggap membebani,” katanya.
Selain mengajukan gugatan, Sephia juga menuntut harta waris yang harus dia miliki seutuhnya. Sephia berharap Donwori segera pergi dari rumah dan kembali ke orangtuanya di Sepanjang, Sidoarjo. Selain itu, ia juga minta anak-anak menjadi haknya.
“Hak asuh anak ya pasti di tangan saya dong. Kalau sama bapaknya nanti malah gak keuurus. Lha tangannya saja gak ada, mana bisa mengurus anak,” ungkap Sephia.
Sementara itu, Donwori memilih tak berkomentar banyak dengan ‘omelan’ istrinya itu. Pria berkulit putih itu menyatakan jika dia sudah pasrah dan tidak mau ribut dengan urusan gugatan cerai istrinya.
“Mungkin ini namanya habis manis sepah dibuang. Saya sih malah alhamdulillah, Tuhan telah menunjukkan seberapa besar ternyata cinta pendamping saya selama ini. Insya Allah ada gantinya kok,” ungkap Donwori seraya tersenyum. (*/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik Pakai Headset, Siswa SMA Tersambar Kereta
Redaktur : Tim Redaksi