Suara dari Senayan terkait Kasus Taruna ATKP Makassar Tewas di Tangan Senior

Jumat, 08 Februari 2019 – 13:02 WIB
Reni Marlinawati. Foto: mpr.go.id

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Reni Marlinawati menyampaikan rasa duka sekaligus geram atas kematian Aldama Putra Pangkola, taruna Akademi Tekni Keselamatan Penerbangan atau ATKP Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/2).

Aldama diduga tewas akibat tindak kekerasan oleh seniornya. Oleh karena itu, Reni meminta pemerintah dan lembaga pendidikan tersebut mengambil tindakan konkret untuk menghentikan praktik tersebut.

BACA JUGA: Taruna Tewas, BPSDM Perhubungan Tingkatkan Pengawasan

"Kami menyampaikan keprihatinan dan duka yang mendalam. Peristwia ini harus menjadi peristiwa terakhir, harus ada langkah nyata untuk menghentikan praktik kekerasan di lingkungan sekolah kedinasan," ujar Reni di Jakarta, Jumat (8/2).

Tewasnya taruna di ATKP Makassar menambah daftar kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah kedinasan di Indonesia. Pada awal 2017 terjadi kekerasan yang menyebabkan kematian di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Marunda Jakarta Utara. Sebelumnya, di tahun 2008 dan 2014 juga terjadi tindakan serupa di STIP.

BACA JUGA: Hanya Rusdi yang Hajar Taruna ATKP Makassar Aldama Putra?

BACA JUGA: Taruna ATKP Makassar Tewas, Dibilang Jatuh di Kamar Mandi

Begitu juga di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri/STPDN (sekarang berganti IPDN) pada 2013. "Kekerasan di sekolah kedinasan yang terus berulang, ini harus dihentikan dengan membuat langkah-langlah fundamental," tegas politikus PPP itu.

BACA JUGA: Taruna ATKP Makassar Tewas, Misteri Telepon Tengah Malam

Reni menyebutkan, hubungan antara senior dan junior di sekolah kedinasaan cukup kuat. Namun senioritas itu kerap memicu terjadiinya tindak kekerasan terhadap junior.

Hal lainnya yang juga menjadi pemicu yakni aktivitas kekerasan yang tampak terlembaga dengan pola mewariskan dari angkatan satu ke angkatan berikutnya.

BACA JUGA: Hanya Rusdi yang Hajar Taruna ATKP Makassar Aldama Putra?

"Pendidikan yang menekankan pada aktivitas fisik dengan tujuan untuk kedisplinan telah bias karena menjadi pemicu kekerasan. Mestinya harus imbang antara aktivitas fisik dengan aktivitas fikir dan budi pekerti," tambah Reni.

Untuk itu, Reni meminta pemerintah melalui kementerian terkait yang menyelenggarakan sekolah kedinasaan untuk melakukan perubahan funadamental dalam penyelenggaran pendidikannya.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taruna ATKP Makassar Tewas, Dibilang Jatuh di Kamar Mandi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler