Suara Tak Terucap dari Kelok Seribu (Bagian 2)

Kedekatan Pimpinan dengan Rekanan Menakutkan Bawahan

Jumat, 22 Oktober 2010 – 01:41 WIB

MASYARAKAT Ruteng-Maumere punya cara melewati "kelok seribu" tanpa mabukYakni, naik "bus kayu"

BACA JUGA: Ubah NTT Jadi Nusa Terang Terus

Itulah kendaraan umum yang amat populer di jalur "kelok seribu"
Truk yang diberi atap

BACA JUGA: Nasib di Tangan Trafo

Bus biasa kurang laku di sana
Dengan naik bus kayu, penumpang bisa mendapat udara bebas, di samping bisa membawa barang dan ternak lebih banyak.
 
Pukul 21.00, barulah kami tiba di Ende

BACA JUGA: Menyusuri Sumatera Lewat Hollywood

Ikan bakar yang disiapkan teman-teman PLN Ende sudah pada dinginTapi, seluruh karyawan masih menanti sambil bernyanyi-nyanyiTentu juga sambil menahan laparKarena itu, sebelum kepala cabang Ende, Audi, membuka acara dialog tengah malam, kami makan dulu ramai-ramai
 
Kami pun sepakat, keesokannya pukul lima pagi kumpul lagi di kantorUntuk bersama-sama olahraga jalan pagiYakni, dari kantor PLN ke rumah kenangan yang dulu ditempati Bung Karno ketika empat tahun dibuang ke EndeJarak tempuhnya 45 menitKurang lebih sama dengan jarak jalan kaki saya setiap pagi dari rumah saya di sebelah Pacific Place, Jakarta, ke Kantor PLN Pusat di Jalan Trunojoyo.
 
Pagi itu, kami tidak sempat sarapanSetelah selesai olahraga, kami harus bergegas ke proyek PLTU Ende di pantai utaraBerarti, kami harus kembali menyusuri "kelok seribu" dengan perut kosongJarak tempuhnya hampir tiga jamUntungnya, ada singkong rebus yang dimasukkan ke mobil bersama sambal
 
Memang selalu saja ada makanan lokal yang istimewaDi Kupang ada jagung rebus lokalManisnya seperti jagung manis dan pulennya seperti ketanDi Ende, singkongnya bukan main nendangnya: lezat rasanya, pulen gigitannya, dan masir komposisinyaApalagi dimakan dengan sambal khas Flores.
 
Sayangnya, "kelok seribu" telah membuat sambal itu tumpah di pangkuan dan minyaknya merembes sampai menembus celana dalamPedalaman saya terasa terganggu tapi malu merintih: minyak sambal tersebut rupanya merembes sampai ke bagian yang ada di balik celana dalam itu.
 
Tiba di lokasi PLTU, saya tercenungMengapa dibangun PLTU batu bara di sini" Kalau saja keputusan itu dibuat sekarang, saya akan memilih menggunakan dana tersebut untuk mempercepat penyelesaian proyek geothermal Ulumbu dan memperbesarnya
 
Di PLTU Ende itu, kami sepakat memberikan kepercayaan kepada generasi muda PLN untuk mencari jalan keluarHanya anak-anak muda yang biasa nekat yang bisa membuat PLTU tersebut berfungsi baik nantinyaSaya lihat mereka lulusan ITB dan ITS yang andal, gigih, serta beraniSetidaknya berani mendebat sayaKepada mereka saya titipkan nasib PLTU itu.
 
"Kelok seribu" sudah berlaluPerjalanan selanjutnya memang masih akan tiga jam, tapi tinggal menyusuri pantai utaraMenuju MaumereKelokannya hanya ratusan mengikuti bukit-bukit yang tidak seberapa terjalKami melewati perkebunan kemiri yang rindangLalu, perkebunan mete yang berbuah lebat.
 
Tepat tengah hari, kami sudah tiba di kantor PLN Cabang MaumereMeski hari Minggu, semua karyawan dan istri lengkap menunggu di kantorKami mendiskusikan kondisi listrik di MaumereMereka juga minta penjelasan mengenai banyak hal di PLNTermasuk mengenai wacana larangan suami-istri kerja di PLN
 
Ternyata, di situ ada karyawan muda asal Sidoarjo yang sudah mengincar seorang gadis yang kini sedang menjalani masa percobaan untuk menjadi karyawan PLNSecara bergurau, saya sarankan agar cepat-cepat saja dilamar dan dikawinSebelum aturan baru berlakuAturan itu nanti tidak berlaku mundur
 
Wacana tersebut sekarang memang lagi top di kalangan karyawan PLNSangat banyak pro dan kontraTapi, sebenarnya larangan seperti itu sudah umum berlaku di perusahaan-perusahaan besar di mana saja.
 
Saya memang prihatin di PLN iniSaya lihat sangat banyak suami-istri yang harus hidup berjauhan bertahun-tahunBahkan mungkin sampai pensiun kelakUntuk itu, saya minta izin untuk menyebut general manajer PLN NTT sebagai contohIstri Pak Janu itu dulunya juga karyawan PLNNamun, mereka sepakat hanya suami yang meniti karirSedangkan sang istri mempersiapkan tiga anaknya agar tidak menjadi anak pembantu
 
Hasilnya hebat: anak-anak Pak Janu hebat-hebat, pinter-pinterDi Fakultas Elektro ITB dan Fakultas Elektro UndipPak Janu adalah tipe pemimpin yang tidak banyak bicara tapi nyata kerjanya
 
Saya mencatat ada tiga jenis karyawanPertama yang bicaranya hebat tapi kerjanya juga hebatKedua yang bicaranya luar biasa, kalau diskusi paling pintar, kalau berteori paling canggih, namun tidak pernah bisa bekerja dengan baikDan yang ketiga adalah yang kalau rapat hanya sesekali bicara, yang kalau tidak ditanya tidak bunyi, tapi hasil kerjanya luar biasa.
 
Kami berpisah di Bandara KupangHari sudah senja dan kami harus segera kembali ke JakartaKami sudah berkeliling Kupang pada hari pertama kunjungan iniHari itu, pukul 05.00 subuh kami sudah berkeliling Kota Kupang untuk melihat sendiri lampu penerangan jalan raya yang menggunakan tenaga matahari
 
Ternyata, lampu-lampu jalan tersebut masih menyala terangBerfungsi dengan baikArtinya, sampai pagi pun lampunya tetap menyalaItu berarti tenaga matahari yang disimpan di aki/baterai tersebut cukup untuk menyalakan lampu besar semalam suntukKalaupun ada beberapa lampu yang saya lihat tidak menyala, ternyata ada penyebab lainnya: aki/baterainya dicuri orang!
 
Pak Janu yang baru pulang dari Tiongkok itu sudah punya kiat mengatasi pencurian aki tersebutDi Tiongkok, dia melihat sudah ada aki/baterai yang tidak bisa digunakan untuk start mobil/motorBaterai jenis itulah yang kelak digunakan untuk memperluas suryanisasi lampu jalan raya
 
Di Kupang, kami juga sempat melihat pabrik semen KupangSatu-satunya industri besar di Pulau Timor itu sangat berharap PLN bisa memberikan listrik yang cukupBahkan, kalau listrik di NTT memang bisa baik, akan ada dua pabrik lagi yang dibangun: pabrik pengolahan mangan yang memerlukan listrik masing-masing 4 MWAlangkah vitalnya listrik ini untuk memajukan ekonomi daerah.
 
Dari kunjungan ke berbagai daerah di NTT itu, saya mendapat pelajaran manajemen yang sangat berhargaPelajaran yang belum pernah saya peroleh dalam hidup sayaIni datang dari ucapan tidak langsung seorang karyawan yang malam itu ikut menampilkan paduan suaraPaduan suara karyawan PLN NTT memang ciamikJuara paduan suara BUMN! Setelah turun panggung, dia berbisik: "Pak, kunjungan Bapak ini membuat kami merasa dekat dengan pimpinanSelama ini kami menyangka bahwa pimpinan itu hanya lebih dekat dengan rekanan."
 
Makna bisikan tersebut sangat dalamCitra pimpinan yang hanya dekat dengan rekanan ternyata menimbulkan dampak psikologis yang hebat di kalangan karyawanTernyata, karyawan sering segan menegur, marah, atau memberikan sanksi kepada rekanan karena suasana kebatinan yang tidak terkatakan ituMereka takut menegur rekanan karena melihat betapa akrabnya pimpinan dengan rekanan tersebutIntinya, mereka takut menegur yang mereka kira temannya pimpinan.
 
Meski kedekatan pimpinan dengan rekanan tidak mesti karena adanya hubungan khusus, karyawan ternyata tidak mudah membedakannyaKaryawan tidak bisa tahu mana perkawanan yang profesional dan mana perkawanan yang kolutif

Begitu melihat keakraban antara pimpinan dan rekanan (misalnya bisa masuk ruang kerja pimpinan tanpa prosedur atau sering sama-sama main golf atau sering sama-sama makan), karyawan langsung menduga hubungan itu sangat khususKaryawan akan hati-hati memperlakukan rekanan tersebut, "khawatir jangan-jangan mengganggu kepentingan khusus pimpinan"
 
Bahwa ada perasaan karyawan seperti itu, sungguh baru kali ini saya mendengarnyaMaklum, baru kali ini saya bergaul dengan karyawan BUMN.
 
Alangkah pentingnya kita mendengar suara yang tidak terkatakan itu! (*)

Dahlan Iskan
  CEO PLN
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengejar Bayangan yang Melelahkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler