Suasana Haru Saat Jenderal Sutarman Melepas Jabatannya

Tolak Tawaran Jabatan Jokowi, Lebih Memilih Bertani

Rabu, 21 Januari 2015 – 16:41 WIB
Jendral Sutarman melambaikan tangan kepada seluruh anggota polri yang melepasnya sebagai Kapolri. FOTO: Boy/JPNN.com

jpnn.com - Jenderal Polisi Sutarman tak lagi menjabat Kapolri. Dia ikhlas diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Joko Widodo, yang gagal melantik Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri baru. Dia dikabarkan mendapat tawaran dari Presiden Jokowi sebagai duta besar dan komisaris di perusahaan BUMN. Namun dengan tegas Sutarman menolaknya. 

M. KUSDHARMADI - Jakarta

BACA JUGA: Sosok Sutarman di Mata Plt Kapolri Badrodin Haiti

Pascapengumuman pemberhentian dengan hormat sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi, Jumat (16/1) malam, Sutarman terbilang baru kali ini muncul lagi ke publik. Rabu pagi (21/1), Alumni Akademi Kepolisian 1981 itu menghadiri acara pelepasan di Mabes Polri dan PTIK.

Bertempat di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mabes Polri, Sutarman menandatangi penyerahan tugas, jabatan dan tanggungjawab kepada Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin. Peristiwa bersejarah di tubuh kepolisian itu dilihat langsung oleh para Perwira Tinggi, Kapolda dan Perwira Menengah jajaran Polri.

BACA JUGA: Om Bob, Biasa Tidur Sekamar dengan Sopirnya

Meski diberentikan sebagai Kapolri tanpa alasan yang jelas, pria yang diangkat sebagai Tri Brata 1-sebutan lain Kapolri- sejak 25 Oktober 2014 oleh Susilo Bambang Yudhoyono, tidak menampakkan kemarahan. Sebaliknya, senyuman khas tetap terpancar dari wajah mantan Kabareskrim Mabes Polri ini. Dia seakan ikhlas melepas jabatan itu kepada Badrodin.

Begitu prosesi upacara dan tanda tangan antara Sutarman dan Badrodin usai, mendadak suara di ruang itu menjadi haru tatkala Sutarman menyampaikan pidatonya. 

BACA JUGA: Gitar Rotan Laminasi Ciptaan Mahasiswa ITS Itu Diberi Nama Aluna

"Saya mohon doa restu untuk menikmati sisa-sisa hidup ini di lingkungan masyarakat. Saya janji ke diri saya untuk tidak lagi terjun di kegiatan-kegiatan pemerintahan, politik-politik lain. Saya habiskan hidup saya untuk kepentingan-kepentingan sosial," kata pria kelahiran Sukoharjo, 5 Oktober 1957 itu. 

Semua peserta upacara pun seolah terpaku menantikan setiap kata yang meluncur dari mulut jendral yang sudah mengabdikan diri selama kurang lebih 34 tahun di institusi Polri.

"Peristiwa ini adalah peristiwa sejarah bangsa. Indonesia akan mencatatnya," ungkap Sutarman.

Dalam forum tersebut Sutarman mengucapkan selamat kepada Badrodin untuk mengemban amanah yang berat dalam melaksanakan tugas-tugas Kapolri. Menurutnya, pergantian ini telah menimbulkan berbagai persoalan di masyarakat.

Namun dia berharap di internal Polri tidak demikian. Dia meminta kepada semua “adik-adiknya” agar tetap kompak dan menjaga marwah korps baju colekat.  Sejak awal, Sutarman mengaku dengan tulus dan ikhlas melepas jabatan itu. "Begitu saya duduk jadi Kapolri, saya harus siapkan adik-adik saya untuk menggantikan saya," katanya.

“Jangan sampai kesatuan Polri diombang ambing karena kekuatan-kekuatan politik," tegasnya.

Sutarman menegaskan loyal 100 persen tentang apapun yang diputuskan oleh Presiden Jokowi. Bahkan, ia mengaku presiden sempat menawari beberapa jabatan kepadanya. Namun tawaran itu ditolak.

"Bahkan beliau (presiden) menawari saya beberapa jabatan. Saya katakan saya akan pensiun, menikmati hidup. Saya bilang ke presiden, akan bantu bapak saya bertani," katanya.

Sutarman mengucapkan terima kasih kepada personel Polri dan seluruh Bhayangkari dimana pun berada. Selama menjalankan tugas, sambung dia, bisa menampilkan sosok  kepolisian seperti yang ada saat ini.

Dalam kesempatan itu, jendral berbadan tegap dan proporsional tersebut tak lupa menyampaikan terima kasih  atas kerjasama, dukungan, dedikasi yang telah diberikan seluruh anggota polri demi kemajuan institusi. "Dan demi pelayanan masyarakat untuk kamtibmas dan penegakan hukum," paparnya.

Dia minta maaf kepada seluruh personel Polri dan masyarakat karena masih banyak ketidakadilan di dalam internal dan di luar Polri.

Senyuman masih terpancar di wajah Sutarman usai upacara pelepasan. Ia sempat menemui wartawan. Tidak ada raut kecewa yang terpancar dari wajahnya. "Saya akan momong cucu," kata Sutarman lantas tersenyum lebar.

Dia mengatakan hidupnya akan dihabiskan untuk membantu masyarakat yang memerlukan bantuan. "Kita berikan sentuhan lembut tangan kita," ungkap mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Usai di Mabes, Sutarman menghadiri acara Bhayangkari. Setelahnya, ia dan istri bertolak ke PTIK di Kebayoran Baru, Jaksel. Di sini, ratusan anggota Polri sudah menantinya. Bahkan, taruna PTIK diterjunkan untuk menyambut kedatangan Sutarman.

Para taruna berdiri di halaman, sambil bernyanyi menyambut jenderal bintang empat itu. Sekitar pukul 10.35, rombongan Sutarman dan istri tiba di PTIK.

Yang membuat lebih istimewa, ternyata Sutarman sudah ditunggi oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAL, KSAU dan Waksad.

Saat Moeldoko memasuki auditorium, tepuk tangan meriah dipersembahkan oleh para anggota Polri. Selang lima menit kemudian, Sutarman dan istri masuk. Tepuk tangan sambil berdiri dihadiahkan untuk mantan ajudan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid itu.

Dia pun lantas duduk bersama Moeldoko, Badrodin, KSAL, KSAU dan Waksad. Satu demi satu mata acara yang dipandu Ferdy Hasan dan seorang Polwan, bernama Eti itu berjalan.

Pemberian cinderamata silih berganti dilakukan. Mulai dari Panglima, keluarga besar Polri hingga perwakilan seluruh Kapolda yang diwakilkan kepada Kapolda Papua.

Suasana damai terasa. Sempat dipertontonkan selayang pandang perjalanan karir mantan Kapolda Kepulauan Riau itu. Badrodin kemudian memberikan sambutan.

Suara bergetar dengan nada seolah menahan tangis juga terdengar dari Badrodin.  Menurut dia, selama memimpin Polri, cukup banyak keberhasilan yang dibuat Sutarman baik dalam tugas pembinaan maupun operasional.

Yang tak kalah penting adalah kesuksesan Sutarman mengamankan jalannya pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014.

Saat itu, kata Badrodin, hampir semua elemen bangsa terpelah menjadi pendukung calon. Menurut dia, tidak hanya media, politikus, ulama, tokoh masyarakat, sampai purnawirawan TNI dan Polri dibelah menjadi dua dan harus berhadap-hadapan. Prediksi kala itu, ujar Badrodin, akan terjadi chaos.

"Tapi, ternyata kepolisian di bawah pimpinan Jenderal Sutarman mampu menjalankan tugasnya. Ini jadi satu kenangan bagi kami semua dengan baik. Kami akan melanjutkan tugas ini ke depan," ujar jenderal bintang tiga ini.

Mewakili jajaran Polri, Badrodin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kepemimpinan Sutarman di Polri. "Ini patut kita teladani dan lanjutkan," katanya.

Badrodin mengakui tantangan Polri ke depan semakin berat dalam menghadapi turbulensi yang terjadi di Korps Bhayangkara saat ini.

Karenanya, Badrodin meminta doa restu untuk bisa bersama-sama melewati masa-masa kritis ini dengan baik. Tak cuma itu, Badrodin pun masih meminta bimbingan Jenderal Sutarman, dalam menghadapi masa-masa berat ini.

"Kami juga mohon, masih memohon bimbingan kepada Pak Jenderal Sutarman. Apa yang kita hadapi ke depan cukup berat," kata Badrodin.

Dia menegaskan, internal Polri harus solid menghadapi tugas berat. "Perlu kita solid," tegas alumnus Akademi Kepolisian 1982 itu.

Mewakili keluarga besar Polri, Badrodin mengucapkan terima kasih atas bimbingan Sutarman, maupun Ibu Elly Sutarman sebagai ibu asuh Polisi Wanita yang telah membimbing Bhayangkari. "Terima kasih atas dharma bhaktinya," kata Badrodin.

Jenderal Moeldoko dan jajaran kemudian meninggalkan ruangan. Acara pedang pora disiapkan. Sutarman bersiap-siap menyalami para anggota Polri. Dari dalam hingga keluar, satu persatu anggota dan istri yang berbaris disalami.

Sutarman terlihat tenang. Senyum terus terpancar. Dia terus berjalan menuju mobil Toyota Kijang Innova warna hitam berplat nomor B 8080 AB yang sudah menunggunya. Namun, sebelumnya dia sempat berhenti menerima persembahan sebuah lagu dari grup band PTIK.

Dalam lagu itu terdengar bait "Selamat Jalan Jenderal Sutarman, Terima Kasih atas Pengabdianmu." 

Sutarman pun terus melangkah dengan mata yang terlihat berkaca-kaca seolah menahan tangis. "Polri harus satu, harus bersama. Tidak boleh terpecah oleh kekuatan siapapun. Selamat berjuang," kata Sutarman. (**)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biasanya Moreira Suka Usil, Jelang Dieksekusi Teriak-teriak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler