jpnn.com, BLITAR - Calon Wali Kota (Cawali) Surabaya nomor urut 1 Eri Cahyadi menyempatkan diri berziarah ke makam presiden pertama Soekarno, di Blitar, Sabtu (17/10) malam.
Mengenakan baju putih dan songkok hitam, Eri tiba di makam sang proklamator sekitar pukul 22.11 WIB. Tampak hadir Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono.
BACA JUGA: Bu Nyai Sebut Eri Cahyadi Paham Ilmu Agama, Mumpuni dan Berpengalaman
Di tengah temaram lampu makam, Eri tampak khusyuk mendoakan Bung Karno. Matanya terpejam. Suasana hening. Hanya bacaan tahlil dan kalimat-kalimat thayyibah yang terdengar dari Eri dan rombongan.
Tangan Eri menggenggam erat pusara Bung Karno.
BACA JUGA: Eri Cahyadi Bakal Genjot UMKM Surabaya Tembus Pasar Internasional
Usai berdoa, Eri menabur bunga kenanga, melati, dan mawar ke makam Bung Karno.
Eri juga menaburkan bunga ke makam Ida Ayu Nyoman Rai dan Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan ayah dan ibu Bung Karno.
BACA JUGA: Ada yang Tergetar saat Eri Cahyadi Membaca Beberapa Ayat Al-Baqarah
Makam itu berada di sebelah kiri dan kanan makam Bung Karno.
"Semoga Bung Karno mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT. Semoga seluruh keluarga beliau senantiasa diberi kesehatan dan keberkahan, dan kami bisa meneladani pengabdian beliau,” ujarnya.
Menurut Eri, Bung Karno adalah pemimpin sejati dan pemimpin besar negeri ini.
Banyak teladan yang bisa diambil dari kepemimpinannya. Bung Karno juga meninggalkan jejak peradaban di berbagai negara, yang menunjukkan visinya dalam menjalin perdamaian dunia.
“Di Makkah, ada banyak pohon yang dijuluki pohon Soekarno. Bahkan, saat diundang ke Uni Soviet, Bung Karno memberi syarat agar dicarikan makam perawi hadits Imam Bukhari. Sekarang makam tersebut berada di wilayah Uzbekistan,” tuturnya.
Imam Bukhari dikenal dengan Kitab Shahih Al-Bukhari yang sangat terkenal dan banyak dirujuk ulama-ulama sedunia, termasuk Indonesia.
Eri menyebut, Bung Karno memberikan banyak teladan. Bung Karno mengorbankan segalanya untuk kepentingan rakyat Indonesia.
”Beliau rela sengsara, merasakan derita, dipenjara, diasingkan, dikucilkan, keluarganya diteror, semuanya dijalani dengan ikhlas untuk memerdekakan bangsanya,” ujarnya.
Eri berdoa bisa diberi kekuatan untuk meneladani Bung Karno dalam memimpin rakyat Surabaya ke depan.
”Jika saya ke kampung-kampung, maka saya ingin melihatnya sebagai wajah Surabaya. Jika saya melihat anak-anak muda generasi penerus, maka saya ingin melihatnya sebagai wajah Surabaya. Jika saya melihat infrastruktur mercusuar, gedung pencakar langit, dan jalanan kota yang indah, saya melihatnya sebagai wajah Surabaya. Maka insyaallah selesai sudah tak ada kepentingan pribadi, saya wakafkan diri untuk Surabaya,” ujar Eri, mengingatkan kembali pada puisi ”Aku Melihat Indonesia” karya Bung Karno.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, pemikiran dan praktik pergerakan Bung Karno adalah sungai keteladanan yang terus mengalir dan tak pernah kering bagi rakyat Indonesia.
Foto: source for JPNN
“Kami berharap, Mas Eri Cahyadi dapat menyerap spirit Bung Karno untuk menjalankan laku-laku kerakyatan. Sehingga saat menjadi wali kota Surabaya, Mas Eri mempraktikkan semangat kerakyatan membela wong cilik, memimpin dengan kebijaksanaan,” katanya. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek