Subsidi BBM Diperbesar, Listrik Dikurangi

DPR Ajukan Asumsi RAPBN 2010

Kamis, 03 September 2009 – 05:15 WIB

JAKARTA - Pagi ini Panitia Anggaran DPR akan menggelar rapat kerja dengan pemerintah terkait pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)2010DPR akan mengusulkan beberapa asumsi pokok dalam RAPBN 2010, yang beberapa diantaranya berbeda dari usulan pemerintah.

Dalam rapat internal Panggar DPR tadi malam, fraksi-fraksi di DPR menyepakati bererapa asumsi pokok untuk RAPBN 2010

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekspor Naik Tipis

"Kesepakatan rapat internal Panggar tadi malam akan akan diajukan pada Raker dengan pemerintah pagi ini," tulis Koordinator Panja Asumsi, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan RAPBN 20101, Harry Azhar Azis melalui layanan pesan singkat kepada JPNN, Kamis (3/8) dini hari.

Sebelumnya, dalam nota keuangan RAPBN 2010 yang disampaikan Presiden SusiloBambang Yudhoyono ke DPR pada awal Agustus lalu, pemerintah mengajukan beberapa asumsi
Namun dari kesepakatan rapat internal Panggar DPR malam tadi, terdapat beberapa asumsi yang berbeda dengan usulan pemerintah.

Harry yang juga Wakil Ketua Komisi XI DPR merincikan, asumsi-asumsi yang disepakati fraksi-fraksi DPR antara lain pertumbuhan ekonomi dipatok pada angka 5,5 persen, sedangkan angka inflasinya 5 persen

BACA JUGA: Pasar Murah Gula Disebar di Sejumlah Kota

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dipatok diangka 6,5 persen
Untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dipatok Rp 10 ribu untuk setiap dolarnya

BACA JUGA: Impor Paha Ayam asal AS Dibatasi

Selain itu, harga minyak dipatok pada harga USD 65 per barel dengan jumlah lifting 965 ribu barel per hari.

Product Domestic Brutto  (PDB) diasumsikan pada angka Rp 6,078T triliun,sementara perkiraan total penerimaan negara Rp 948,2 triliun "Untuk tax ratio disepakati pada angka 12,2," urai HarrySedangkan penerimaan dalam negerinya diasumsikan pada angka Rp 715,5 riliun, penerimaan dari perdagangan internasional Rp 27,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 205,4 triliun.

Harry juga menyebut penerimaan negara dari SDA Migas diasumsikan pada angka Rp 120,5 triliun, sedangkan SDA non-migas ditargetkan Rp 11,5 triliunUntuk deviden dari BUMN, ditargetkan Rp24 triliun, PNBP lain Rp 39,9 triliun, pendapatan BLU Rp 9,5 triliun dan hibah Rp 1,5 triliun

Sebelumnya usulan pemerintah PDB ditargetkan Rp 6,050 trilun dan total peneriman negara Rp 910,1 triliu, tax ratio 12,1, penerimaan dalam negeri Rp 702 triliun, Angka peneriman perdagangan internasional usulan pemerintah adalah Rp 27,1 triliun, PNBP Rp 180,9 triliun, pendapatn dari SDA Migas Rp 101,3 triliun,  penerimaan SDA non migas Rp 10,2 trilun, devicen BUMN Rp 23 triliun, PNBP lain Rp 36,7 triliun, pendapatan BLU Rp 9,7 triliun dan hibah Rp 1,4T.

Untuk angka subsidi, termasuk BBM dan Bio BBM dipatok pada angka Rp57,4T yang terdiri dari subsidi untuk premium maupun bio premium Rp 24,3 triliun, minyak tanah Rp 12,5 trilun, serta subsidi untuk solar/biosolar Rp 20,6 triliunSebelumnya, usulan besaran subsidi yang diusulkan pemerintah adalah Rp 49,3 triliun yang terdiri dari 19,3 trilun untuk subsidi premium, Rp 11,8 trilun untuk minyak tanah, serta Rp 18,3 triliun untuk solarUntuk subsidi listrik, DPR mengusulkan Rp37,8 triliun adapun usulan pemerintah adalah Rp 40,4 triliun.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siap Impor Gula


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler