JAKARTA - Di tengah pembahasan rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, pemerintah juga terus mengalkulasi kebutuhan anggarannyaMenko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, dari sisi volume, realisasi konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan akan melampaui kuota yang sebesar 36,5 juta kiloliter (KL)
BACA JUGA: YLKI: Sasaran Pertama Mobil Pribadi
"Tapi, dari segi pembiayaannya, kemungkinan besar tidak akan melampaui dana yang tersedia," ujarnya
Menurut Hatta, anggaran senilai Rp 88,9 triliun tersebut diperkirakan masih akan mencukupi walaupun volume konsumsi diperkirakan bakal melampaui kuota
BACA JUGA: Anggaran Lumpur Sidoarjo Tembus Rp 1,28 T
"Kenapa? Karena penguatan kurs rupiah dan juga ICP (Indonesia Crude Price/harga minyak Indonesia) yang tidak tercapai," katanya.Dalam APBN-P 2010, asumsi nilai tukar kurs Rupiah dipatok di angka Rp 9.300 per USD dan ICP di level USD 80 per USD
BACA JUGA: Inilah Mekanisme Pembatasan BBM Bersubsidi
Berdasar kajian Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, dengan asumsi harga minyak dan nilai tukar Rupiah yang sama, maka kebutuhan tambahan subsidi untuk setiap kenaikan konsumsi BBM bersubsidi sebanyak 1 juta KL adalah Rp 1,9 triliun.
Meski secara anggaran diperkirakan cukup, namun pemerintah tetap akan menjalankan pembatasan konsumsi BBM bersubsidiMenurut Hatta, hal itu menjadi kebijakan pemerintah untuk mengarahkan subsidi agar lebih tepat sasaran
"Apabila kita bisa meng-cut (memotong anggaran subsidi, Red) tentu ada subsidi yang tadinya sudah disediakan tidak tergunakan, bisa kita alihkan untuk penggunaan infrastruktur yang lain," paparnya
Namun, lanjut Hatta, hingga saat ini pemerintah melalui Kementerian ESDM masih terus mematangkan opsi-opsi pembatasan"Memang, kita belum memutuskan kapan kita akan mengimplementasikan beberapa exercise yang adaItu belum," ujarnya(owi/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Kendaraan Industri Juga Dibatasi
Redaktur : Tim Redaksi