jpnn.com, JAKARTA - Sulitnya jaringan di beberapa wilayah di Indonesia menjadi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring selama masa pandemi covid-19.
Anggota Komisi X DPR F-PPP Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan masalah itu mengakibatkan banyak siswa yang tidak bisa mengikuti PJJ.
BACA JUGA: Kuota Internet 50 GB untuk Mahasiswa dan Dosen, Sabar ya
Oleh karena itu, lliza mengatakan insentif paket data bagi siswa, mahasiswa, guru, dan dosen yang akan dikucurkan oleh pemerintah untuk menunjang PJJ harus memerhatikan daerah yang sulit jaringan, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Menurutnya, perlu ada kebijakan khusus dalam penyaluran subsidi bagi masyarakat yang tinggal di daerah 3T karena masing-masing operator seluler memiliki cakupan jaringan yang berbeda.
"Kami meminta pemberlakuan khusus terutama untuk wilayah 3T. Kalau di wilayah perkotaan, tentu ada internet. Tetapi kalau di daerah 3T, jaringan internet berbeda dengan kota," ujar Illiza, Kamis (3/9).
Dalam program subsidi ini, siswa sekolah akan diberikan kuota internet gratis sebesar 35 Gigabyte (GB) per bulan, untuk guru sebesar 42 GB per bulan, dan untuk mahasiswa serta dosen 50 GB per bulan.
BACA JUGA: Paket Internet Mahal? Tenang, Indosat Hadirkan Paket Kuota 30GB Cuma Rp1
Mekanismenya, sekolah akan mendata nomor handphone setiap peserta didik yang akan dimasukkan ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Satu Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) hanya boleh memasukkan satu nomor HP dan nomor ini akan diberikan kepada operator seluler. Pendaftaran dapat dilakukan hingga 11 September 2020.
Subsidi akan diberikan selama empat bulan, dari September hingga Desember 2020. Nantinya, nomor handphone dilakukan verifikasi.
Kemudian, setelah nomor dinyatakan masih aktif, maka pemerintah akan langsung mentransfer kuota data ke masing-masing nomor penerima manfaat.
Illiza mengatakan subsidi ini merupakan respons dari keluhan masyarakat terkait pelaksanaan PJJ yang disampaikan kepada Komisi X DPR. Setelah dilakukan pembahasan, akhirnya
diputuskan kalau subsidi tidak diberikan dalam bentuk uang.
"Subsidi ini merupakan rekomendasi dari Panja PJJ Komisi X DPR karena banyak keluhan yang masuk soal PJJ," kata Illiza.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan pemerintah harus bermitra dengan operator telekomunikasi yang memiliki jaringan internet kuat dan stabil, jangkauan luas, serta punya kualitas terjamin agar proses belajar dapat berjalan lancar.
Telkomsel menjadi salah satu operator yang memiliki jangkauan luas, tersedia di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Perusahaan memiliki lebih dari 228.000 BTS yang menjangkau 95 persen wilayah Indonesia.
Selain itu, 20.000 BTS dan 1.083 BTS USO (Universal Service Obligation) milik Telkomsel telah menjangkau wilayah 3T serta perbatasan negara.
Berdasarkan data survei Ookla, Telkomsel menjadi nomor satu dari segi kecepatan unduh, yakni di 74,31% atau 382 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Demikian juga dengan kecepatan unggah Telkomsel yang unggul pada posisi pertama di 278 kota/kabupaten atau sekitar 54,08% dan posisi kedua di 135 kota/kabupaten atau 26,26%.
Selain dari sisi kecepatan unduh dan unggah, latensi jaringan Telkomsel di 282 kota/kabupaten atau 54,86% berada di atas operator lain.
Di kawasan Sumatera, Telkomsel tercatat unggul di 99 kota dan kabupaten dari total 154 kota dan kabupaten di pulau bagian barat Indonesia ini.
Sebagai contoh, di kota Palembang, kecepatan unduhan Telkomsel tercatat di angka 24,17 Mbps. Kemudian di posisi kedua ada Indosat Ooredoo dengan kecepatan unduhan sebesar 16,27 Mbps.
Posisi ketiga hingga kelima berturut-turut diisi oleh 3 Indonesia, XL dan Smartfren yang masing-masing mencatat performa unduh sebesar 15,94 Mbps, 11,75 Mbps dan 11,08 Mbps.
Demikian juga di Banda Aceh. Kendati posisi kedua hingga kelima tampak berganti, tapi Telkomsel tetap unggul dengan kecepatan unduh di kawasan ini.
Di sini, kecepatan unduh Telkomsel tercatat sebesar 28,35 Mbps. Sebagai informasi, proses pembelajaran jarak jauh sendiri sebenarnya cukup dengan kecepatan unduh 1,5 Mbps.
Hanya saja, kondisi ini bergantung pada kepadatan pengguna di wilayah terkait. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Dari total 119 kota dan kabupaten di Pulau Jawa, Telkomsel
berhasil unggul di 107 kota dan kabupaten, termasuk di kawasan Jabotabek.
Tak hanya itu, jaringan Telkomsel juga tercatat unggul di sejumlah wilayah di Indonesia bagian tengah seperti Makassar, hingga Denpasar.
Telkomsel juga unggul di daerah Indonesia Bagian Timur dan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di sana. Hal ini terlihat pada sebagian besar wilayah di Sulawesi.
Bahkan, di Pulau Maluku dan Papua, bisa dikatakan bahwa Telkomsel menjadi satu-satunya operator yang menyediakan jaringan seluler bagi masyarakat setempat. Hanya dua kota saja yang tercakup
jaringan dari operator lain, yakni Ambon dan Jayapura. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia