Faktor makro ekonomi yang diperhitungkan, antara lain nilai tukar rupiah sebesar Rp 10 ribu per USD, harga Crude Oil (ICP) senilai USD 50 per barel, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5 persen, faktor elastisitas Penjualan Tenaga Lisrik (PTL) sebesar 1,2 persen, pertumbuhan PTL sebesar 6 persen, volume PTL sebesar 144,52 Twh (terra watt hour), serta susut jaringan yang mencapai 9,95 persen.
"Exercise atau perhitungan ini tentunya sudah termasuk margin usaha yang sebesar Rp 3 persen," tambahnya.
Dikatakannya, total kebutuhan subsidi tahun 2010 yang sebesar Rp 43,25 triliun tersebut, bisa dikatakan lebih rendah apabila dibandingkan dengan kebutuhan subsidi tahun berjalan 2009 lalu yang mencapai Rp 51,94 triliun
BACA JUGA: Kredit Tumbuh 0.7 persen
"Namun jika ditambah dengan kekurangan subsidi tahun 2007 dan 2008 yang mencapai Rp 5,48 triliun, maka total kebutuhan subsidinya menjadi Rp 57,42 triliun," terang Purwono.Adapun, jumlah total kebutuhan subsidi di tahun 2009 tersebut, disebutkan telah berkurang akibat PLN melakukan penghematan subsidi yang mencapai Rp 6,17 triliun, dan juga ditambah adanya 30 persen Domestic Market Obligation (DMO) batubara yang sebesar Rp 5,29 triliun
BACA JUGA: Indika Energy Bagi Dividen Rp 437 M
BACA JUGA: Juni, Harga LPG 3 Kg Turun
(cha/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga LPG Dipatok Rp 4.250/Kg
Redaktur : Tim Redaksi