Sudah 20 Hari, Ribuan Warga Magelang Terpaksa Makan Singkong

Minggu, 21 November 2010 – 07:47 WIB

MAGELANG - Dampak yang timbul akibat erupsi Gunung Merapi makin parahKini, ribuan warga di Kabupaten Magelang terpaksa beralih makanan pokok dari beras menjadi singkong

BACA JUGA: Komputer Digelembungkan, 93 Kades Diperiksa

Kondisi ini justru dialami warga di luar pengungsian setelah lahan pertanian mereka rusak terkena debu vulkanik.
 
Seperti yang terjadi di sejumlah wilayah yang ada di Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang
Warga yang mengandalkan hidupnya dari pertanian mulai kehabisan cadangan makanan

BACA JUGA: Gubernur NTB Minta Pemerintah Pusat Serius Urus TKW

Padahal, stok bantuan di desanya melimpah
Hanya saja, barang tersebut hanya boleh didistribusikan kepada pengungsi yang menempati desa mereka.
 
"Sekarang saya berada di posisi yang sangat tidak mengenakkan

BACA JUGA: Dana Otsus Kurang Dinikmati Rakyat Aceh

Satu sisi harus memenuhi kebutuhan pengungsi, sisi lain warga saya kelaparan," kata Kepala Desa Gantang, Muhyat, kemarin.
 
Di desanya terdapat 400 pengungsi yang berasal dari Desa Krinjing, Babadan, Srumbung bahkan Kabupaten BoyolaliHampir seluruh kebutuhan pengungsi tercukupi dan bantuan melimpah"Untuk mereka saya rasa lebih dari cukup," katanya.
 
Namun, 30 persen dari 3992 warga di desanya justru harus menderita lantaran mulai kehabisan cadangan makananDia mengaku tidak bisa membantu warganya lantaran dibatasi oleh aturan"Seluruh bantuan itu katanya untuk pengungsiKalau ada audit nanti saya bisa disalahkanPadahal, sekarang warga saya kelaparan," keluhnya.
 
Selain makan singkong, kata dia, ratusan warganya juga mengkonsumsi pepaya dan nangka muda"Bahkan mereka sudah menjurus ke anarkis karena saya dianggap tidak bisa menjadi pemimpin," katanya.
 
Di Desa Gondowangi juga terjadi persoalan yang samaKepala desa setempat, Indra Budi Gunawan mengatakan warganya mulai kehabisan bahan makanan lantaran ratusan hektar lahan pertanian di kawasannya rusakDia juga mengaku tidak bisa mendistribusikan bantuan kepada warganya lantaran terkendala regulasi.
 
Di desanya, sedikitnya ada 500 pengungsi yang datang dari Desa Sengi Kecamatan Dukun"Tiap hari bantuan dari berbagai donatur datang dan menumpuk di balai desaSekarang stok untuk pengungsi berlebihTapi warga saya justru tidak bisa menikmati bantuan itu," kata Indra.
 
60 persen warga di Desa Jati Kecamatan Sawangan juga bernasib samaMereka terpaksa beralih makan ketela lantaran persedian beras mereka sudah habisLahan kelapa yang biasa mereka ambil niranya sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi"Karena sebagian besar dari mereka adalah petani nira," kata Kades setempat, Lilik Suyadi

Di desanya tinggal 3329 wargaDia juga harus mengurus sedikitnya 500 pengungsi yang berasal dari Kecamtan Dukun dan sekitaranyaMereka ditempatkan di balai desa.

Jemu, 55, warga Dusun Kadileben Desa Jati mengaku sudah dua puluh hari mengkonsumsi singkong yang tersisa di pekarangan rumahSatu batang pohon singkong, katanya bisa digunakan untuk satu hari"Di rumah ada tiga orang, kalau makan singkong ya enaknya dicampur dengan garam atau sambel," katanya dalam bahas jawa.

Paska erupsi Gunung Merapi, Jemu mengaku tidak bisa beraktifitas lagi di ladang milik mandornyaApalagi, sejumlah padi yang semestinya siap panen rusak ditejang abu vulkanik"Kalau singkong habis biasa beli satu kilonya seribu," tambah Dahuri, 56, warga lain di Dusun Duren Desa Jati.

Kedua warga tersebut mengaku sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah desa sebanyak dua kaliWujudnya berupa beras sebanyak 2,5 kg"Tapi sudah habis," tambah Dahuri.

Kondisi ini juga membuat anak-anak usia sekolah di desa itu kekurangan asupan giziMereka hanya terpaksa mengkonsumsi singkong sama dengan ayah dan ibunya"Tapi enak kalau dicampur sama garam," kata Anggun, siswa kelas VI SD dengan mimik lugu.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Kadir Karding yang menyempatkan diri mengunjungi warga non pengungsi mengaku prihatin dengan kondisi tersebutMenurutnya, pemerintah harus segera melakukan langkah darurat untuk menyelesaikan masalah ini"Terutama menyangkut regulasiJangan terkesan kakuSemua warga baik pengungsi maupun non pengungsi membutuhkan bantuan," kata dia.

Logistik yang datang dari pihak ketiga, kata dia, seharusnya bisa digunakan untuk memberikan bantuan kepada warga non pengungsi"Dengan catatan kebutuhan pengungsi tercukupiTapi saya lihat logistik pengungsi berlebih, jadi satu poin ini saya harapkan bisa segera direalisasikan," janji poltisi PKB ini.

"Saya akan segera koordinasikan dengan BNPB supaya kebijakan ini bisa segera dilakukanKasihan rakyat kita kelaparan, jika regulasi kaku," katanya.

Setidaknya, kata dia, dibutuhkan pendampingan logistik dan lauk pauk kepada warga di sekitar lereng merapi selama enam bulan ke depan"Karena selama itu, mereka akan mencoba membangun dan menata kembali kehidupan mereka," terang dia(vie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentingnya Keppres Standar TKW


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler