JAKARTA -- Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Mustafa Abubakar mengatakan, sejak 2006 hingga 2009 nyaris tidak ada spekulan yang berani mempermainkan stok dan harga berasPara spekulan yang sudah sekian lama mengacaukan pola distribusi beras, tidak berani berhadapan dengan Bulog yang setiap saat siap melakukan intervensi pasar.
"Dalam dua tiga tahun terakhir, spekulan hampir nol karena tidak berani melawan stok beras yang kita punyai
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Jangan Jual Tiket Seenaknya
Setiap saat kita intervensi pasar," ujar Mustafa Abubakar dalam diskusi bertema 'Kemarau dan Stok Pangan' di Jakarta, Sabtu (22/8)Dia menjelaskan, saat ini Bulog punya stok beras sebanyak 2,5 juta ton
BACA JUGA: Desak Impor Gula untuk Ramadhan
Ini cukup aman dibandingkan stok pada pertengahan 2007-2008 yang mencapai 1,6 juta ton dan pada akhir 2008 yang hanya 1,2 juta tonBACA JUGA: Penertiban Supermarket Urusan Pemda
Stok tersebut aman untuk kebutuhan tiga sampai empat bulan ke depan.Para spekulan takut karena mekanisme distribusi beras oleh Bulog sudah cukup luas dan merata"Distribusi beras Bulog tersebar pada 49 ribu titik distribusi, yang didukung 1.575 gudang," ujar MustafaDengan kesiapan seperti itu, lanjutnya, dalam tiga tahun terakhir ini harga beras sangat stabil, tidak terpengaruh musim paceklik atau pun musim panen.
Menanggapi naiknya harga beras di awal Ramadhan ini, dia mengatakan, fluktuasi harga 5 hingga 10 persen merupakan angka normal dan wajarDisebutkan, kenaikan harga pada kisaran angka itu justru malah bisa menggairahkan pasar" Itu bisa menjadi ruang gerak, semacam insentif ke pedagang," katanya.
Ditegaskan, Bulog akan terus menjaga kestabilan harga berasPasalnya, kenaikan harga beras akan merembet ke kebutuhan pokok lainnya"Harga beras itu imamnya harga barang-barang lainnya," ujar Mustafa(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gula Rafinasi Siap Didrop ke Pasaran
Redaktur : Tim Redaksi