jpnn.com, JAKARTA - Pedagang pasar di berbagai daerah mulai mengeluhkan kenaikan harga beras di tengah impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan di daerah penghasil beras IR 64 atau beras premium mengalami kenaikan yang cukup tinggi
BACA JUGA: Harga Beras Bergejolak di 79 Daerah, Presiden Jokowi Sentil Bulog
"Upate terbaru dari Jawa Timur penghasil beras terbesar di Indonesia jenis IR 64 di Pasar Wonokromo dan Pasar Keputran itu sudah tembus di Rp 13.500 dan ini belum pernah terjadi ya di kisaran segitu," ujar Mansuri saat dikonfirmasi, Selasa (17/1).
Menurut Mansuri, cara mengantisipasi hal tersebut diperlukan sinergi antara kementerian dan lembaga, dalam hal ini Badan Pangan yang baru saja dibentuk oleh Presiden.
BACA JUGA: Harga Beras Mulai Bergejolak di Jakarta, Waduh!
"Koordinasi dan komunikasi saya pikir cukup tinggal bagaimana implementasi dari kebijakan dan langkah-langkah yang akan diambil," katanya
Mansuri mengungkapkan dari awal Bulog memang perlu dievaluasi dan ditegur.
BACA JUGA: Kementan Mampu Menyediakan Beras Nasional, Pakar Pangan Bilang Begini
"Jangan merasa bahwa dia lebih tua dia merasa seenaknya, ini juga tidak baik maka ini kritikan terhadap Bulog. Bagaimana sinergi antar lembaga dan Kementerian Pertanian Kementerian Perdagangan, Ikappi, temen-temen asosiasi yang lain untuk dapat melakukan sinergi," ungkapnya.
Mansuri berharap pemerintah tidak tinggal diam terhadap kenaikan harga pangan yang bergejolak karena hal itu perlu dijaga.
"Kita memiliki presiden yang cukup suka datang ke pasar. Setelah keluar dari pasar mengeluarkan statement tentang kenaikan harga cabai, daging, dan mungkin kali ini beras sehingga ini membuat kepanikan semua pihak untuk melakukan upaya-upaya," tegas Mansuri
Mansuri berharap agar Kementerian dan Lembaga terkait terus agresif dan progresif untuk menjalankan kewenangan yang diberikan oleh Presiden Jokowi.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari