jpnn.com, JAKARTA TIMUR - Tokoh pendiri Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab alias HRS dan Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto menghadiri Reuni 212 di Masjid At-Tin, kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (2/12).
Titiek yang notabene putri Presiden Kedua RI Soeharto tersebut tiba di Masjid At-Tien sekitar pukul 02.30 WIB.
BACA JUGA: Mujahid 212 Ungkap Bukti Rakyat Lebih Cinta Habib Rizieq Ketimbang Presiden Jokowi
Mantan istri Prabowo Subianto itu langsung masuk ke dalam ruangan di dalam masjid yang dibangun atas inisiatif Soeharto tersebut.
"Selamat datang kepada keluarga besar Haji Muhammad Soeharto yang sudah hadir di tengah-tengah kita," kata Sekretaris Majelis Syuro PA 212 Slamet Maarif selaku pemandu acara.
BACA JUGA: Titiek Soeharto Ungkap Masakan untuk Tolak Bala, Dia Sudah Mencoba, Wouw
Berselang sekitar setengah jam kemudian, Habib Rizieq tiba di Masjid At-Tin. Mantan terpidana perkara penyebaran berita bohong dan pelanggaran kekarantinaan kesehatan itu tampak mengenakan baju koko panjang berwarna putih.
Serban putih juga menutupi sebagian kepala Habib Rizieq. Begitu memasuki masjid, pendakwah asal Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu langsung disambut dengan takbir.
BACA JUGA: Bawa Keluarga dari Tegal demi Berdoa Bareng Habaib & Ulama di Reuni 212
Reporter JPNN.com di lokasi melaporkan ribuan orang mulai memadati kawasan Masjid At-Tin sejak pukul 01.30 WIB. Peserta reuni itu tampak mengenakan pakaian yang didomonasi warna putih.
Sejarah Reuni 212 diawali ketika Basuki T Purnama alias Ahok selaku gubernur DKI menyampaikan kata sambutan dalam kunjungan kerjanya di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, pada 27 September 2026.
Saat itu Ahok menyampaikan kata-kata 'dibohongi pakai Al Maidah 51' dalam pidatonya di acara tentang budi daya kerapu.
Pernyataan itu menyulut reaksi dari umat Islam. Selanjutnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pendapatnya pada 11 Oktober 2016 untuk menanggapi pernyataan Ahok.
MUI menganggap Ahok telah menghina Al-Qur'an dan menista Islam. Organisasi yang memiliki komisi fatwa itu juga menilai pernyataan Ahok telah menghina ulama.
Selanjutnya, muncul Aksi Bela Islam I pada 14 Oktober 2016 untuk menuntut proses hukum terhadap Ahok. Unjuk rasa seusai salat Jumat itu lantas lebih dikenal dengan sebutan Aksi 1410.
Aksi Bela Islam kembali digelar pada 4 November 2011. Unjuk rasa itu dikenal dengan Aksi 411.
Aksi 212 bisa disebut sebagai gong. Pada 2 Desember 2016, umat Islam memadati kawasan Monas untuk salat Jumat bersama dan menuntut Ahok diadili.
Aksi tersebut tidak hanya diikuti ulama dan habaib. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut salat Jumat bersama masa Aksi 212 di Monas.(mcr8/jpnn.com)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi