'Sudah Dek, Minum dulu..Jangan Menangis Lagi'

Senin, 25 April 2016 – 06:48 WIB
Ilustrasi: dok/JPG

jpnn.com - SORONG - Sedikitnya sebelas rumah kios di Jalan Basuki Rahmad, ludes terbakar, Minggu (24/4) pukul 19.00 WIT. Kobaran api pertama kali terlihat dari sebuah warung makan sari laut yang berada di tengah- tengah deretan rumah kios. Api membesar dan menghanguskan bangunan dari kayu dan papan dengan cepat. Kurang dari 1 jam, belasan petak rumah kios rata tanah.

Kebakaran ini diduga akibat korsleting arus pendek. Tiga unit mobil pemadam kebakaran milik Pemerintah Kota Sorong diterjunkan untuk memadamkan kobaran api. Beringasnya aksi si jago merah membuat petugas pemadam kebakaran memerlukan waktu untuk menjinakan api. Api yang mengamuk dan melahap belasan petak rumah kios baru bisa dipadamkan kurang lebih satu jam kemudian.

BACA JUGA: Soal Reklamasi, Eddy Sutrisno Siap Terbuka

Setelah kobaran api mulai padam, tim Pemadakam Kebakaran Pemerintah Kota Sorong mendapat bantuan dari mobil water cannon. Proses pemadaman api di celah bangunan dan sudut sulit terjangkau diatasi oleh water cannon.

Menurut pemilik warung makan sari laut yang rumahnya menjadi titik awal munculnya api, Musyarofah, kejadian itu membuatnya kehilangan harta benda. Ia bahkan tak sempat menyelamatkan kotak uang hasil jualannya. Pakaian dan barang-barang miliknya seperti perabot rumah tangga, barang jualan dan sebagainya juga ludes terbakar. 

BACA JUGA: Kapolda Perintahkan Kapolres Dalami soal Izin Reklamasi Pantai Ini

“Pokoknya semua habis mas, tidak ada yang bisa dibawa, uang dan barang-barang saya habis,” katanya saat ditemui Radar Sorong.

Ia hanya bisa menangis melihat warung makan yang baru saja dibuka diselumuti kobaran api.  Menurutnya, saat itu ia sedang duduk di ruangan warungnya. Tiba-tiba orang berteriak memberitahukan ada kobaran api di atas warungnya. Panik ia pun berlari keluar dan menyelamatkan diri.

BACA JUGA: NasDem Resmi Usung Tiga Pasangan

Tak sempat memikirkan harta bendanya, ia menyelamatkan diri sambil menarik anak gadisnya yang juga sedang berada di dalam warung. "Pakde (suaminya) sudah lari duluan, bawa lari motor, karena saya keluar itu api sudah besar sekali,” katanya.

Dikatakannya, percikan api pertama dari atas rumahnya bagian dalam. Diduga korsleting arus pendek, percikan api dengan cepat membakar atap rumahnya yang terbuat dari kayu. Informasi yang dihimpun, suami Musyrofah terkena percikan api. Saat terjadinya korsleting listrik, pria itu sedang berada tepat dibawah percikan api. Ia sempat masuk ke kamar mandi untuk mendinginan bagian tubuhnya yang terkena percikan api sebelum menyelamatkan diri dengan mendorong motornya.

Melihat rumah yang ditinggalinya dan dijadikan warung makan ludes terbakar, anak gadis Musyarofah menangis tersedu-sedu. Ia tak henti-hentinya menangis meratapi musibah yang sedang melanda. Beberapa warga yang menghampirinya saat duduk di pembatas jalan memintanya untuk berhenti menangis dan mengikhlaskan barang yang terbakar.

“Sudah dek diam dulu, minum dulu..jangan menangis lagi, kalau menangis berarti tidak ikhlas, sudah jangan menangis,”kata salah satu warga yang menenangkannya.

Sementara itu, ratusan warga yang mendatangi lokasi untuk menonton justru menyulitkan petugas bergerak memadamkan api. Warga yang hanya menonton membuat petugas harus berulang kali mengimbau untuk mundur. 

Pasalnya ratusan warga merangsek mendekati lokasi kebakaran hingga menganggu petugas. Padahal, warga lebih banyak yang menonton sambil mengambil gambar melalui kamera ponsel mereka. Warga baru membubarkan diri setelah api berhasil dipadamkan. (reg/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Tak Percaya Napi Banceuy Itu Gantung Diri, Ini Alasannya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler