Sudah Membakar Lahan Sejak Zaman Kerajaan, Kini Pusing Banget

Minggu, 18 September 2016 – 11:12 WIB
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos.Com

jpnn.com - KOTAWARINGIN LAMA – Sebagian besar warga yang hidup berladang di Kecamatan Kotawaringin Lama kebingungan. Sebab, mereka tak bisa membuka lahan dengan cara membakar.

 Padahal, metode itu sudah dilakukan sejak zaman kerajaan silam. Pemerintah dinilai tak memberikan solusi terhadap petani.

BACA JUGA: Ada Kaki di Jalan, Tubuh di Tumpukan Pasir, Astaga Pelakunya Remaja

”Kami bingung mau berladang tidak bisa, karena tidak boleh membakar, sementara dengan membakar itulah cara kami membersihkan ladang secara turun-temurun sejak zaman kerajaan,” kata seorang warga Desa Sakabulin melaporkan hal itu kepada Camat Kolam Teguh Winarno yang berkunjung ke desa tersebut, Jumat (16/9).

“Di samping itu, dengan tanah bekas pembakaran, tanaman padi subur,” imbuh warga tersebut.

BACA JUGA: Please, Wisatawan Tak Usah Mandi di Laut Selatan

Menurut dia, pihaknya tidak memiliki kemampuan membersihkan ladang menggunakan alat berat. Selain biayanya mahal, juga belum berpengalaman mengolah lahan tanpa dibakar.

Warga kian bingung karena penghasilan mereka sebagai buruh perkebunan sawit makin berkurang. Dalam seminggu mereka hanya bekerja empat hari.

BACA JUGA: Sedang Asyik Mancing, Kageeet.. Ada Mayat!

Beredar kabar bulan depan akan diturunkan lagi menjadi tiga hari dalam sepekan. Menanggapi keluhan warga, Teguh tak merestui pembakaran lahan apa pun.

Alasannya, instruksi larangan membakar merupakan perintah langsung dari Presiden RI Joko Widodo.

”Yang pasti kalau kita berbicara aturan, prosedurnya sudah jelas, dilarang membakar hutan dan lahan. Ke depan, pemerintah daerah akan mencari solusi membuka lahan tanpa membakar,” kata Teguh.

Teguh menambahkan, saat ini belum ada solusi bagi petani berladang untuk wilayah Kolam. Mereka diminta bersabar sambil menunggu kebijakan pemerintah. Dia mengaku memahami kesulitan warga.

”Secara teknis dengan membakar menguntungkan dari sisi finansial maupun manfaat kelanjutan tanaman. Padi akan tumbuh lebih baik dari pola-pola yang lain, apalagi mayoritas tanah di Kolam rata-rata asam dan kering,” ujar Teguh. (gst/ign/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua MPR Minta Warga Sumbar Jaga Nilai-Nilai Budaya Minang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler