SIRAMPOG - Setiap harinya rata-rata dua hingga tiga ayam mati mendadakDibilang mendadak, karena pagi hari ayam diketahui tidak mau makan, siangnya langsung mati
BACA JUGA: SBY Dinilai Cari Dukungan Tentara
Hingga kemarin, ayam yang mati mendadak jumlahnya sudah mencapai ratusanBACA JUGA: 2011, Jakarta Bersih dari Anak Jalanan
Kepala Desa Mendala MBACA JUGA: Koruptor BLBI Berupaya jadi WN AS
Alasannya, pendataan sulit dilakukan karena setiap harinya terjadi kasus yang sama."Berdasar data kasar yang dilaporkan warga melalui para kepala dusun (kadus), jumlah ayam milik warga yang mati mencapai ratusan ekorJumlah ini kemungkinan terus bertambahKami kesulitan mendata berapa seluruhnyaPenyebabnya, karena kematian ayam-ayam tersebut mendadakSelain itu, juga keberadaan ayam tidak terkumpul," kata Reza Fahlevi.
Pernyataan Reza dibenarkan Suwarno, ketua RT 01 RW 01Diungkapkan, setiap hari warga menyembelih 3 hingga 5 ekor ayam yang tiba-tiba sakitSri Astuti (50), warga sekitar mengatakan, dari 100 ekor ayam kampung miliknya, kini hanya tersisa separuhnyaMenurut dia, kondisi itu mulai terjadi semenjak dua pekan terakhir ini’’Hampir setiap pagi saya menemukan 2 hingga 3 ekor ayam yang matiAyam-ayam yang mati termasuk jenis ayam hias, ayam jago, dan cemani (ayam hutan)," keluhnya
Cerita yang sama juga disampaikan Anah (37)Akibat serangan penyakit ini, dia nyaris kehiangan seluruh ayam miliknyaDari 32 ekor ayam miliknya, kini di hanya tersisa 2 ekor ayam’Awalnya, 20 ekor ditemukan matiTapi kemudian terus bertambah"Dari semalam hingga pagi ini (kemarin, Red) sudah ada 10 ekor yang mati," tandasnya.
Sementara, Slamet Saripah (40) dalam sepekan ini telah kehilang 40 ekor ayam akibat mati mendadakDikatakannya, sebelum mati, ayam peliharaannya tersebut tidak mau makan serta mengeluarkan cairan bening dari paruhnya’’Cepat sekaliPagi ketahuan tidak mau makan, siangnya ditemukan sudah mati," kata SaripahSelain di Dukuh Kali Jeruk, warga yang tinggal di Dukuh Padanama juga mengalami hal yang sama
Andang (28), warga sekitar mengatakan, ayam peliharaanya sebanyak 47 ekor mati mendadak dalam waktu yang hampir bersamaan’’Ada 7 indukan dan 40 bakalan yang mati mendadak, belum lagi anakan yang tidak sempat saya hitung," ungkapnya
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Brebes drh Jhoni Murahman menjelaskan, meski Dinas Peternakan Pemkab Brebes melalui tim Partizipien Desease Survalence and Respect (PDSR) telah melakukan pengetesan melalui rapid test dan menyatakan, terdapat ayam-ayam yang positif mati karena AI (avian influenza) atau flu burungNamun, warga justru memanfaatkan ayam-ayam yang sakit untuk dikonsumsiDengan cara, segera menyembelih ayam setelah mengetahui ayam tersebut sakit.
Jhoni Murahman mengatakan, dari hasil pemeriksaan yang diakukan timnya menyatakan bahwa terdapat ayam-ayam yang positif terkena virus AIUntuk itu, pihaknya masih terus berupaya mengendalikan penyebaran virus di antaranya, dengan menghentikan lalulintas ternak dari daerah terinfeksi maupun yang datang dari luar.’’Selain itu, kita juga lakukan pengandangan ayam, penyemprotan lokasi kandang dan akan dilanjutkan dengan penyuluhan kepada warga masyarakatTim dari kita sekarang ada di sana," jelasnya.
Dikatakan Jhoni, bertambahnya jumlah ayam yang mati mendadak masih bisa terjadiNamun demikian penyebab kematian bisa tidak hanya disebabkan oleh virus AI’’Ciri-ciri kematian yang sama juga bisa disebabkan oleh penyakit tetelo atau ND (newcastle desease), di mana salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca," terang JhoniTerkait masih dikonsumsinya ayam-ayam sakit oleh warga,
Petugas PDSR wilayah Kecamatan Sirampog drh Ismu Subroto menjelaskan, daging ayam maupun telur ayam aman dikonsumsi bila dimasak dengan benarSaat menyembelih warga dianjurkan menggunakan sarung tangan dan masker, serta membuang semua organ dalamSelain itu, juga perlu dilakukan pemisahan antara ayam dengan unggas air, seperti bebek dan lainnya(pri/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Minta Jangan Hanya Guru yang Ditindak
Redaktur : Tim Redaksi