Sudah Ratusan Pria Menikahi Putri Jin di Gunung Salak

Senin, 14 November 2016 – 00:55 WIB
Salah satu jalur pendakian ke Gunung Salak. Ilustrasi FOTO: ANDRI/RADARSUKABUMI/dok.JPNN.com

jpnn.com - BERPOLIGAMI dengan bangsa jin. Ya, mereka yang terbelenggu kemiskinan menjadikan ritual unik ini sebagai cara memecahkan beban hidup.

 

Di Bogor sendiri, tidak sedikit yang menjalani poligami macam ini. Salah satu tempat berpoligami dengan jin yakni di Gunung Salak.

BACA JUGA: Guru Honorer Menumpang di Rumah Warga, Lihat tuh

Laporan: Muhamad Arif Al Fajar

BACA JUGA: Tamatan SD, Modal Rp 500 Ribu, Omzet Rp 300 Juta per Bulan

Gunung dengan segudang keangkeran ini sering dijadikan ritual poligami manusia dengan jin.

Perkawinan kedua dengan jin ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak kebutuhan ekonomi.

BACA JUGA: Dari Balik Sel Tahanan, Si Janda Cantik Ini Tetap Tebar Senyuman

Selain itu, perkawinan manusia dengan jin ini juga kerap dilakukan untuk mendongkrak bisnis atau usaha seseorang agar lebih maju.

Radar Bogor pun mencoba menelusuri warga Bogor yang berpoligami dengam jin melalui salah satu paranormal yang tinggal di kaki Gunung Salak, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

Abah Anom Jaya (54), begitu ia dipanggil. Lokasinya di barat daya dari pintu masuk pendakian Gunung Salak.

Setibanya di rumah  Abah Anom Jaya, wartawan Radar Bogor disambut dengan ramah.

Kalimat dan kata-kata sambutan pun mengalir dari mulut pria paruh baya itu.

Dari mimik muka dan gaya bicaranya, Abah Anom Jaya nampak tak seperti orang pada umumnya. Auranya nampak jelas bahwa pria berbaju putih itu memiliki ilmu klenik.

Tak lama berbincang, Radar Bogor langsung mengutarakan maksud kedatangan.

Namun, belum sempat berkata, matanya langsung terpejam sambil berkata

“Jangan sekarang. Bulan depan saja kembali lagi ke sini,” ujarnya.

Ya, tidak sembarang waktu untuk bisa menikah dengan bangsa jin.

Mereka yang ingin menikah dengan jin harus melihat tanggalan jawa.

Dimana pernikahan dimulai pada Rabu Pon, Kamis Wage, hingga Jumat Kliwon.

“Untuk menikah dengan putri jin, harus nunggu tanggalan, gak bisa sembarangan,” tuturnya.

Tak lama, matanya terbuka kembali. Obrolan pun kembali berlanjut.

Sembari ditemani kopi dan sigaret, Abah menuturkan berbagai syarat untuk menikahi seorang putri jin di Gunung Salak.

Mulai dari kembang, minyak wangi, kelapa hijau hingga ayam bakar.

Selain itu, satu syarat utama orang yang bisa dikawinkan dengan jin harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis.

Karena jin itu tidak mendatangkan uang banyak secara langsung.

“Harus susah bekerja atau punya usaha  walaupun cuman dagang. Jin itu akan membantu mencari uang dari apa yang kita kerjakan,” tuturnya.

Apakah ini bukan praktik kemusrikan? Abah tidak sependapat.

Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya.

“Soal musrik atau tidak itu yang di atas yang tahu. Ini hanya salah satu ikhtiar manusia saja,” imbuhnya.

Menurutnya, yang melakukan pernikahan dengan jin ini berasal dari Bogor, Jakarta, dan Bandung.

Mereka melakukan semuanya sudah beristri. “Abah sudah menikahkan lebih dari 130 orang. Semuanya sudah beristri. Dan Alhamdulillah semuanya sukses,” tukasnya. (all/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cara Ratri Menerima Kenyataan Sungguh Luar Biasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler