jpnn.com, JAKARTA - Direktur Imparsial Al Araf angkat bicara mengenai rotasi matra di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Menurut Al Araf, rotasi perlu dilakukan untuk menumbuhkan rasa kesetararan di internal TNI.
BACA JUGA: Sebaiknya Panglima TNI Selanjutnya dari AU supaya Adil
Pasalnya, selama ini kursi panglima TNI seolah-olah dikaveling TNI Angkatan Darat (AD).
Karena itu, figur dari internal TNI AU maupun Angkatan Laut (AL) layak diberi kesempatan menggantikan kursi yang akan ditinggalkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
BACA JUGA: Masyarakat Harus Cerdas Menyikapi Informasi Media Sosial
“Penerapan pola rotasi jabatan panglima TNI sangat penting. Bukan hanya karena telah diamanatkan UU, tetapi juga demi membangun soliditas antarmatra dan profesionalitas TNI secara keseluruhan,” ujar Al Araf, Rabu (15/11).
Dia menambahkan, Indonesia akan menghadapi Pilkada 2018 yang dilakukan serentak di 17 provinsi.
BACA JUGA: Please, Jangan Mendikte Jokowi soal Calon Panglima TNI
Menurut dia, pergantian panglima TNI bisa dijadikan momentum membangun citra TNI yang profesional dan tidak terlibat politik praktis.
“Dalam dinamika politik jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 dibutuhkan panglima TNI yang mampu menjaga netralitas TNI, yang tidak berpolitik,” paparnya.
Sementara itu, pengamat militer dan intelijen Connie Rahakundini Bakrie juga membenarkan pentingnya rotasi jabatan panglima TNI.
Menurut dia, rotasi matra ke AL maupun AU sangat penting bagi agenda pemerintahan Joko Widod-Jusuf Kalla membangun poros maritim.
“Sudah tiga tahun Presiden Jokowi memerintah. Namun, pimpinan tertinggi Mabes TNI Panglima Gatot Nurmantyo menghilangkan momentum untuk memperkuat kapabilitas dan kapasitas pertahanan Indonesia,” kata Connie.
Sebagai panglima TNI, imbuh Connie, Gatot seharusnya bisa menghadirkan skema pertahanan yang visioner yang sejalan dengan Nawacita Jokowi mewujudkan poros maritim.
“Seharusnya visi Poros Maritim Dunia dapat melahirkan sebuah roadmap pertahanan yang outward looking dengan strategi pembangunan TNI AL pada konsep Green and Blue Water Navy dan diikuti dengan payung udara dari TNI AU, serta Rapid Troops dari TNI AD,” papar Connie.
Karena itu, Connie berharap Jokowi dapat menyodorkan nama prajurit maupun perwira TNI dari AL maupun AL ke DPR untuk menggantikan posisi Gatot.
“Presiden Jokowi agar berani melakukan lompatan besar pada momentum pergantian panglima TNI sebagaimana yang dilakukan pada tubuh Polri. Indonesia membutuhkan pertahanan yang berorientasi pada Poros Maritim Dunia,” ujar Connie.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mengatakan, Jokowi belum memberikan nama-nama calon pengganti Gatot.
“Berdasarkan UU TNI Nomor 34 / 2004, pergantian panglima TNI harus melalui persetujuan DPR. Sampai sekarang usulan nama dari presiden belum masuk ke DPR. Nanti kalau masuk akan langsung kami proses sesuai ketentuan,” jelas TB Hasanuddin. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Legislator NasDem Dorong Gatot Bikin Surat Pengunduran Diri
Redaktur & Reporter : Ragil