Sudah Saatnya Kompleks Parlemen Punya Tempat Ibadah Berbagai Agama

Senin, 16 November 2015 – 20:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menginterupsi sidang paripurna DPR dengan agenda pembukaan masa sidang, Senin (16/11). Pada persidangan yang dipimpin Ketua DPR Setya Novanto itu, Maruarar mengusulkan agar di kompleks parlemen juga dibangun tempat ibadah bagi berbagai agama.

Maruarar mengatakan, kompleks parlemen semestinya bisa menjadi simbol kebhinnekaan. Karenanya, setelah kini ada masjid di kompleks parlemen, sebaiknya ada tempat ibadah lainnya seperti pura, wihara ataupun gereja. "Ini akan menjadi cerminan pluralitas dan kebhinnekaan yang kita jaga sama-sama, kita rawat sama-sama," ucapnya seperti dikutip RMOL.

BACA JUGA: MK Tolak Gugatan Pada Kewenangan Polri

Politikus muda PDIP yang duduk di Komisi XI DPR itu menambahkan, pembangunan dan pengembangan kompleks parlemen bisa berangkat dari gagasan Bung Karno. Sebab, Bung Karno dulu juga membangun Masjid Istiqlal yang letaknya berdekatan dengan Gereja Katedral.

"Bung Karno membangun Masjid Istiqlal dan juga ada katedral. Ini inspirasi kita," tegasnya.

BACA JUGA: Bareskrim Akhirnya Tetapkan Perusahan Tersangka Pembakar Lahan

Anggota Fraksi PDIP DPR, Maruarar Sirait. Foto: dokumen JPNN.Com

BACA JUGA: Mengadu ke JK, Novanto Tangkis Tudingan Catut Nama Presiden dan Wapres

Terpisah, anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Edhy Prabowo mengaku setuju dengan gagasan menjadikan kompleks parlemen sebagai simbol pluralisme. Menurutnya, pembangunan tempat ibadah hanya salah satu cara mengukuhkan kompleks parlemen sebagai simbol kebhinnekaan.

“Sebagai penguatan pluralisme tak apa-apa. Di Taman Mini Indonesia Indah kan sudah ada juga, bukan hanya simbol agama tapi semua suku bangsa. Pak Harto membangun itu tanpa harus gembar-gembor," katanya.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo. Foto: dokumen JPNN.Com

Namun, wakil ketua umum Gerindra itu juga mengingatkan agar jangan sampai pluralisme hanya berhenti pada simbol semata. Terlebih, para pemimpin-pemimpin Indonesia terdahuu sudah memberi contoh tentang membangun pluralisme. 

"Kita juga sudah punya Pancasila. Kita bisa belajar dari Bung Karno, Pak Harto, Gus Gdur dan tokoh bangsa yang lain," ulas ketua Komisi VI DPR itu.(rmo/ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desmond Curiga, Sudirman Said Terkesan Ragu Lapor Pencatut Nama Presiden ke MKD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler