Sudah Semestinya Sisdiknas Mengutamakan Budi Pekerti

Hasto: Konsep Ki Hadjar Dewantara Tetap Relevan

Kamis, 19 Mei 2016 – 20:02 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat menyampaikan pidato kebudayaan dalam 'Seminar Nasional Revolusi Mental, Nawacita dan Pendidikan Karakter' di Aula Gedung Persatuan Taman Siswa Yogyakarta, Kamis (19/05). Foto: DPP PDIP for JPNN.Com Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JOGJA — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, sudah semestinya sistem pendidikan nasional (sisdiknas) tidak pragmatis karena hanya berorientasi agar anak didik menjadi pintar. Menurutnya, hal yang juga tak kalah penting adalah pendidikan budi pekerti.

Hasto mengatakan hal itu saat menyampaikan pidato kebudayaan dalam 'Seminar Nasional Revolusi Mental, Nawacita dan Pendidikan Karakter' di Aula Gedung Persatuan Taman Siswa Yogyakarta, Kamis (19/05). Menurutnya, Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara telah mencetuskan konsep tentang pendidikan yang mempertinggi kebudayaan siswa melalui berbagai pengajaran. Antara lain melalui pengajaran ilmu hidup, ilmu batin, ilmu jasmani manusia, ilmu kesopanan, ilmu estetika dan ilmu pengetahuan.

BACA JUGA: Ada Apa Si Doel Boyong Semua Bupati dan Wako Ke KPK?

Dengan keseluruhan mutiara pemikirian Ki Hadjar Dewantara tersebut, kata Hasto, nampak betapa krisis keteladanan yang terjadi saat ini akibat pendidikan nasional kurang menjiwai keseluruhan nilai-nilai penghidupan yang meningkatkan pengabdian pada bangsa dan negara Indonesia.

"Pokok dari yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan agar manusia Indonesia merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya untuk rakyat Indonesia," kata Hasto.

BACA JUGA: Persiapan Tes CPNS 2016, Simulasi CAT di Usakti Banjir Peminat

Dalam pandangan Hasto, krisis keteladanan yang terjadi saat ini merupakan akibat pendidikan nasional yang kurang menjiwai keseluruhan nilai-nilai hidup yang meningkatkan pengabdian pada bangsa dan negara. Karenanya,  PDIP mendukung upaya untuk menggelorakan kembali mutiara pemikiran Ki Hadjar Dewantara melalui  pendidikan budi pekerti.  

“Medium pendidikan boleh berubah, namun nilai-nilai dasar yang diajarkan sangat relevan untuk kembali pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara," ujarnya.

BACA JUGA: Menteri Yuddy Perbolehkan Provinsi Baru Ini Rekrut CPNS

Selain itu Hasto juga mengatakan, PDIP akan mengusulkan ke Presiden Joko Widodo untuk memberikan perhatian pada pengembangan Perguruan Taman Siswa. Sebab, lembaga pendidikan yang didirikan Ki Hadjar Dewantara itu merupakan pepolor pendidikan nasional yang melekat dengan nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan, dan kerakyatan.

"PDI Perjuangan terus memberikan dukungan agar konsepsi pendidikan yang berkebudayaan tersebut dikembangkan kembali. Medium pendidikan boleh berubah, namun nilai-nilai dasar yang diajarkan sangat relevan untuk kembali pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara," ujarnya.

Selain itu Hasto juga menuturkan kisah pertemuan Bung Karno dengan Pak Marhaen, seorang petani miskin di Bandung selatan. Kisah pertemuan antara Bung Karno dengan Marhaen itu memuat pesan tentang pentingnya pendidikan untuk melawan penjajahan.

Karenanya Hasto menegaskan, pendidikan bisa menjadi jalan bagi kalangan  miskin agar terbebas dari kondisi terjajah. Ia meyakini pengajaran yang dicetuskan Ki Hadjar Dewantara bisa menjadi pegangan bagi Bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar.

“Bangsa yang besar, seperti Indonesia harus kembali ke mutiara nilai pendidikan seperti cita-cita Ki Hadjar Dewantara.  Kita perlu meluruskan nilai-nilai pendidikan yang kini tergerus pragmatisme," pungkasnya.(jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik, BCA Indonesia Open Superseries Premier Hadir Lebih Awal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler