jpnn.com - PACITAN - Kondisi ratusan siswa SMKN 2 Pacitan sungguh memprihatinkan. Karena renovasi sekolah yang mengalami keterlambatan anggaran, mereka terpaksa belajar di musala dengan cara lesehan. Parahnya, musala yang digunakan juga dalam kondisi setengah jadi.
Menurut staf Humas SMKN 2 Pacitan, Setyatmo Aji, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti itu (lesehan di musala) berlangsung sejak setahun lalu. Sebab, SMKN 2 kekurangan ruang kelas. Jumlahnya tidak sebanding dengan rombongan belajar (rombel) yang ada.
BACA JUGA: Sudarianto, Tukang Parkir yang Maju dalam Pileg DPRD Kabupaten Sigi
Selain itu, proses renovasi sekolah memang tidak berlangsung dengan mulus. Dia menyatakan, ada keterlambatan pencairan anggaran sehingga secara otomatis proses renovasi sekolah terhambat. Dia menyatakan, pencairan anggaran tahap pertama terjadi pada Oktober 2013 dan langsung digunakan untuk proses renovasi.
Pihaknya mengaku sudah mengajukan permohonan ke Kemendikbud untuk pemanfaatan gedung Akademi Komunitas yang tepat berada di sebelah SMKN 2 Pacitan. Namun, rencananya selalu kandas di tengah jalan. Sebab, Kemendikbud menyatakan bangunan senilai Rp 50 miliar tersebut hanya untuk pendidikan strata diploma.
BACA JUGA: Terganjal BPJS, Pasien Telantar di Rumah Sakit
"Kepala sekolah (Sukarni, Red) sudah ke Jakarta tiga kali. Tapi, itu masih belum membuahkan hasil," terangnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Pacitan Sukarni meminta pemkab maupun instansi terkait untuk sedikit memperhatikan lembaga pendidikan yang dipimpinnya. "Kasihan melihat generasi-generasi penerus harus belajar di lantai. Kami meminta pemerintah mencurahkan perhatian kepada siswa sekolah kami," tegasnya. (her/eba/JPNN)
BACA JUGA: Puluhan Wanita Bercelana Ketat Dirazia
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPI dan MUI Tuntut Pembatasan Operasional Hiburan Malam
Redaktur : Tim Redaksi