jpnn.com, JAKARTA - Usulan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada penerusnya Joko Widodo, agar membentuk klub presiden dan mantan presiden dinilai bukan ide cemerlang.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, klub tersebut sebenarnya tidak diperlukan hanya untuk sekedar berkomunikasi.
BACA JUGA: Setop Penggunaan Merkuri di Pertambangan Rakyat
"Usul yang ngawur dan engak ada gunanya. Itu mah cuma keinginan SBY agar gampang minta waktu ketemu Pak Joko Widodo, serta ingin sering ketemu Ibu Megawati. Makanya Joko Widodo tetawa saja dengan usulan itu," ujar Arief melalui pesan singkatnya, Jumat (10/3).
Justru dia mengatakan, SBY seharusnya mencontoh para pemimpin negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan lainnya. Ketika sudah menjadi mantan presiden, mereka benar-benar menikmati masa pensiun.
BACA JUGA: Pemilik TV dan Radio Siap-siap Ditekan Pak Jokowi
"Apalagi sudah dua periode, dan tidak boleh mengkristisi presiden yang mengantikannya. Jadi rakyat tidak bingung dan tidak terjadi adu domba," tutur Arief.
Kalaupun ada usulan untuk pemerintahan setelahnya, maka mantan presiden cukup menyampaikan langsung kepada penerusnya. Bisa bertemu atau cukup melalui alat komunikasi seperti WhatsApp, bukan ngoceh di media sosial.
BACA JUGA: Nusron Wahid Berharap SBY Dukung Ahok-Djarot
"Kalau mau bikin club presiden dan mantan presiden tidak perlu formal, buat saja group chatting WhatsApp, sehingga tidak menganggu waktu presiden yang sedang memerintah untuk bekerja buat rakyat," saran dia.
Selain itu, Arief menyarankan seorang mantan presiden sebaiknya berhenti dari aktifitas politik seperti jadi ketua umum parpol. Akan lebih baik setelah menjabat, masuk kampus dan mengajar mahasiswa untuk menyiapkan pemimpin masa depan Indonesia.
"Atau menikmati masa pensiun sambil menulis buku yang berguna bagi bangsa dan negara," tandas Arief.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Lantik Purnawirawan TNI Bintang Dua Jadi Wagubsu
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam