jpnn.com, PURWOKERTO - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius meminta generasi muda, terutama mahasiswa, menghilangkan budaya sharing tanpa menyaring.
Suhardi menyampaikannya dalam kuliah umum mahasiswa baru tahun 2017 Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) di Graha Widyatama, Auditorium UNSOED, Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (22/8).
BACA JUGA: Golkar: Hormatilah Presiden Jokowi
"Untuk bisa menyaring informasi, jangan mudah terpengaruh dan percaya dengan adanya hoaks. Biasakan untuk adik-adik di sini, kita hilangkan budaya sharing tanpa saring," kata Suhardi.
Dia juga mengajak para mahasiswa waspada karena saat ini sasaran teroris adalah generasi muda.
BACA JUGA: BNPT Janji Fasilitasi Keluarga Mantan Kombatan
Karean itu, bukan hanya moral yang harus ditanamkan sejak dini, tetapi pengetahuan juga harus diterapkan.
"Sasaran teroris kini generasi muda karena generasi kalian sangat rentan dan sedang mencari identitas diri, tidak berpikir yang lain. Untuk itu, pengetahuan harus terus diterapkan tak hanya moral saja yang kita tanam" kata Suhardi.
BACA JUGA: Generasi Muda Harus Jadi Pelopor Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Mantan Kabareskrim Polri itu menambahkan, penyebaran radikalisme kini bersifat terbuka.
Yakni, melalui cara terbaru seperti melalui website, media sosial, dan social messenger untuk merekrut seseorang menjadi teroris.
Sebelumnya, perekrutan dilakukan secara tertutup seperti melalui pertemanan dan kekeluargaan.
"Paham radikal dan aksi teroris di mana pun bisa terjadi tidak ada tempat lagi di sini yang steril, radikal sudah bisa masuk lewat mana pun. Salah satunya melalui smartphone," ujar Suhardi.
Menurut Suhardi, hubungan antara dosen dan mahasiswa pun jangan sampai terpecah.
"Tolong peduli lingkungan, siapa teman kita siapa lingkungan kita. Dosen juga harus peduli terhadap mahasiswa jika ada hal yang menyimpang bisa langsung di atasi. Jangan sampai terjadi mahasiswa tiba-tiba sudah ada di Irak karena tergabung anggota ISIS," ujar Suhardi.
Suhardi Alius juga mengingatkan universitas harus bisa memilah dan memilih dosen untuk mengajar di perguruan tinggi.
Sebab, banyak pengalaman terjadi radikalisme bisa dari dosen yang mengajar.
Dalam kesempatan itu ada juga pemutaran video pengakuan dari pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Jakarta Selatan, dan pemutaran film Sang Pencerah.
"Video pengakuan tadi untuk ilmu adik-adik supaya tahu peran dan alasan dari para teroris ketika melakukan bom bunuh diri di hotel JW Marriot, dan film Sang Pencerah ini juga mengajarkan mahasiswa baru untuk lebih bersyukur," ucapnya.
Suhardi mengingatkan para mahasiswa baru UNSOED ini untuk menjaga NKRI dan melestarikan daerah dan budaya tanah air.
"Kita harus jaga NKRI dengan baik. Sebab, 20 atau 30 tahun ke depan kalian akan menjadi penerus bangsa. Cintailah bangsa dan daerahmu," kata Suhardi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sahroni: Narkoba Mengancam Generasi Muda Indonesia
Redaktur & Reporter : Ragil