Suhardi Minta Masyarakat Menjaga Kerukunan Sosial dan Keagamaan

Senin, 28 November 2016 – 18:29 WIB
Suhardi Alius. Foto: ist for JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius meminta seluruh pihak dan masyarakat luas pada umumnya untuk menjaga kerukunan sosial dan keagamaan di Indonesia.

Itu bertujuan agar persatuan dan kesatuan antarseluruh umat dapat terjaga demi Indonesia yang damai.

BACA JUGA: Ketua MPR: Rakyat Hanya jadi Kuli

Hal tersebut dikatakan Suhardi usai menutup acara Seminar dan Sosialisasi Rekomendasi Kebijakan Mempromosikan Kerukunan Sosial-Keagamaan di Indonesia yang digelar Wahid Foundation di Double Tree Hotel, Jakarta, Senin (28/11).

“Karena dengan menjaga kerukunan baik itu masalah sosial dan keagamaan maka negara kita yang majemuk ini bisa mewujudkan persatuan dan kedamaian. Jadi tema acara ini tadi tentunya sangat relevan dengan situasi kita sekarang ini, kita perlu meramu untuk mengajak masyarakat luas dalam menjaga negara ini,” ujarnya.

BACA JUGA: Kekerasan pada Muslim Rohingya, Ini 7 Sikap PBNU

Menurutnya, masyarakat bangsa Indonesia sendiri saat ini banyak yang terbelah-belah atau bercerai berai dengan isu-isu. Baik itu masalah sosial, keagamaan,  radikal dan isu-isu sebagainya.

Hal tersebut akhirnya memudarkan nasionalisme, kemajemukan dan kebersamaan yang dimiliki Indonesia.

BACA JUGA: Uchok: KPK Harus Segera Usut Korupsi Banten

“Nasionalisme dan kebangsaan yang kita miliki selama ini boleh saya katakan sudah mulai memudar karena adanya isu-isu yang tidak baik dan menghasut yang akhirnya menyebar luas di masyarakat. Dan masyarakat sendiri banyak yang belum bisa memilah mana isu yang benar dan isu yang tidak benar,” ujar mantan Kabareskrim Polri dan Sekretaris Utama Lemhanas RI ini.

Di acara tersebut, semua pihak bersama-sama melakukan sharing atau bertukar pikiran bagaimana solusi yang terbaik dan bagaimana mengemas untuk sosialisasi ke masyarakat dalam menciptakan kerukunan baik sosial dan keagamaan.

“Ini agar masyarakat kita jangan lebih meng-explore mengenai perbedaan-perbedaan yang ada, tapi justru masalah kebersamaan yang kita kedepankan untuk dibicarakan. Sehingga kita semua betul betul rukun secara nasional,” ujar pria yang pernah menjadi Kapolda Jawa Barat dan Kepala Divisi Humas Polri ini. 

Terkait rencana unjuk rasa yang akan dilakukan oleh beberapa kelompok pada Jumat, 2 Desember 2016 mendatang, pria yang juga pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta barat dan Depok ini meminta masyarakat yang akan melakukan aksi demo untuk bersikap tenang dan santun.

“Silakan gunakan itu (demo), tapi jangan berbuat hal-hal yang negatif. Kita ini adalah bangsa yang besar. Jangan terganggu. Sesuai tema ini sosial kerukunan antar umatberagama. Ingat sejarah, jangan memaksakan kehendak untuk  itu. Kita ini negara yang majemuk, Bhinneka Tunggal Ika, itu yang harus kita jaga bersama-sama untuk mempertahankan NKRI ini dengan baik,” ujarnya.

Dirinya juga tidak menampik bahwa aksi demo tersebut ditunggangi berbagai kepentingan, termasuk di antaranya kelompok radikal atau teroris.

“Memang kalau dilihat potensi untuk itu (teror) memang ada. Karena kelompok radikal akan mengammbil momentum untuk itu (melakukan aksi),” ujarnya.

Namun demikian pihanknya sudah mendata sejumlah daerah potensial yang terindikasi sebagai kawasan penyerbaran paham radikal, serta memantau pergerakan kelompok radikal.

“Bersama Densus 88 dan juga aparat lainnya kami ikuti gerakannya supaya tidak mengambil momentum ini,” ujarnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada! Pelaku Teror Bisa Beraksi saat Demo 2 Desember


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler