jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dibentuk agar bangsa ini tidak durhaka pada zaman.
Suharso menjelaskan bahwa Indonesia tengah berada di jalur menuju masa keemasan. Bonus demografi pada 2025-2037 menjadi momentum yang harus dimanfaatkan agar bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.
BACA JUGA: Sampaikan Visi Misi, KIB Pionir Kompetisi Politik Berbasis Gagasan
“KIB kita bentuk dan galang untuk menang. KIB juga kita bentuk dan galang untuk merebut peluang. Untuk itulah KIB kita bentuk dan galang sekali lagi. Mengapa? Sebab kita tak mau menjadi generasi yang durhaka pada zamannya. Kita ada di zaman besar dan untuk tak durhaka pada zamannya kita wajib membangun kualitas sendiri sebagai orang-orang besar,” ujar Suharso.
Menteri PPN/Kepala Bappenas ini menjelaskan di periode 2025-2037 Indonesia akan memiliki jumlah penduduk usia kerja atau produktif yang mendominasi.
BACA JUGA: KIB Luncurkan Visi Misi, Sarmuji: Akademisi Diberi Kesempatan Memberikan Masukan
Dengan kata lain, kata Suharso, bonus demografi hari ini benar-benar sebuah window opportunity yang tinggal tercentang dalam satu dekade 2025-2035 maka kita harus memanfaatkan tuah bonus demografi sebagai sumber daya efektif bangsa untuk membawa Indonesia menjadi negara maju.
“Sekali lagi sebuah peluang bagi masa keemasan Indonesia terbuka dihadapan kita. Jika tidak kita kelola dengan layak dan bermartabat maka bonus demografi ini hanya akan lewat begitu saja, hanya menjadi monument statistik sebuah bangsa, lewat dan kemudian tidak menjadi monument kesejahteraan rakyatnya dan tidak menjadi monument kebesaran bangsanya,” jelas Suharso.
BACA JUGA: Seusai Konsolidasi, KIB Bakal Sosialisasikan Visi Misi ke Seluruh Provinsi
“Beruntunglah kita menjadi generasi yang berhadapan dengan bonus demografi itu. Tapi merasa beruntung saja tidak cukup, sama sekali tidak cukup. Kita harus terpanggil kita harus menjadi orang-orang yang merasa beruntung dan kemudian memanfaatkan jendela peluang itu untuk mengangkat tinggi-tinggi kesejahteraan rakyat dan melesatkan kedudukan Indonesia yang kita cintai menjadi bangsa terhormat di antara bangsa-bangsa di dunia,” tambahnya.
Suharso menambahkan, KIB juga bertekad untuk membentuk suatu ekosistem yang dapat menghantarkan masyarakat lolos dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.
Hal tersebut setidaknya akan dilakukan dengan empat cara. Pertama, menjamin hadirnya pelayanan publik utamanya kesehatan yang prima dan merata.
Kedua, menekan tingkat pengangguran serendah-rendahnya melalui tersedianya pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang memadai dan sepadan untuk biaya hidup dan tabungan hari tua.
Ketiga, menekan kemiskinan melalui pemberdayaan, bukan hanya sekadar bantuan-bantuan sosial. Keempat, menekan ratio dini yang sekaligus meningkatkan rata-rata pendapatan perkapita.
“Dengan ekosistem menjemput bonus demografi itu kita lulus dan loloskan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap. KIB dipanggil oleh sejarah untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan itu. Kita harus mempercepat mengeluarkan Indonesia dari jebakan itu,” tegasnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif