Sukarelawan Jokowi: Presiden tidak Pernah Memberi Sinyal Resmi dan Restu untuk Capres Tertentu

Senin, 14 November 2022 – 17:24 WIB
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) sekaligus Penanggung Jawab Deklarasi Setia Tegak Lurus 2024 Bersama Jokowi Silfester Matutina bersama Presiden RI Joko Widodo. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo alias Jokowi tidak pernah memberikan sinyal resmi dan restu untuk calon presiden tertentu.

Penanggung Jawab Deklarasi Setia Tegak Lurus 2024 Bersama Jokowi itu membantah berita-berita yang beredar bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan sinyal resmi dan restu kepada capres tertentu.

BACA JUGA: Jokowi Harus Tegas dan Jelas Soal Capres yang Didukung

Menurut Silfester, isu tersebut tidak benar dan tak bisa dipertanggungjawabkan, karena hanya sebuh opini yang digiring oleh pihak tertentu. 

Dia pun menjelaskan bahwa baru pekan lalu, 5 November 2022, sekitar  25 pimpinan organisasi sukarelawan bertemu Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA: Survei Capres: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi di Jabar, Mengalahkan Ganjar dan Anies

“Dalam pertemuan tersebut, presiden hanya menyinggung sedikit masalah pencapresan pada tahun 2024, lebih banyak bicara agenda kebangsaan yang lebih penting daripada sekadar pencalonan presiden,” kata Silfester di Jakarta, Senin (14/11).

Menurut dia, presiden saat bertemu dengan sukarelawan hanya bercerita singkat bahwa dalam pertemuan-pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai hanya sempat membahas bahwa koalisi pendukung capres masih tarik-menarik, masih cair sekali.

BACA JUGA: Pengamat Prediksi Koalisi Perubahan di Ambang Kehancuran, Anies Bisa Gagal Capres

 "Jadi, belum bisa disimpulkan koalisi partai mana saja yang sudah siap dan final mendukung capres. Selebihnya Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan pimpinan sukarelawan itu menegaskan pentingnya persatuan dan gotong royong," kata dia.

Persatuan dan gotong royong yang dimaksud presiden, lanjut dia, adalah dalam hadapi perekonomian dunia yang sedang menuju resesi, suksesnya KTT G20, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Selain itu, tentang kewaspadaan mulai meningginya kasus Covid-19 dan pentingnya sukarelawan membantu, mendampingi, menyosialisasikan kinerja, dan program pemerintah serta menyerap aspirasi dan keadaan di tengah masyarakat.

 Silfester menjelaskan bahwa presiden dalam pertemuan tersebut  tidak menyuruh sukarelawan untuk melakukan manuver politik dengan dukung-mendukung capres tertentu.

Para ketua umum organisasi sukarelawan yang hadir saat itu juga sepakat tetap setia dan tegak lurus 2024 menunggu komando Presiden Jokowi.

Dia mengatakan para capres dan ketum partai  yang merasa didukung Jokowi hendaknya jangan ke-GR-an, atau yang merasa tak didukung menjadi galau, bahkan ada yang kebakaran jenggot.

"Padahal, Presiden Jokowi santai saja mengenai pencalonan presiden, lebih fokus mengurus pada hal-hal penting menyangkut bangsa dan negara," ucapnya.

Dia menyesalkan jika ada manuver ketum partai dan capres yang mulai menyerang, termasuk kepada Presiden Jokowi, hanya karena seolah-olah nama capres pilihan mereka tidak mendapat dukungan dari orang nomor satu di Indonesia itu.  

"Saran saya lebih baik capres dan partai pendukungnya fokus turun mengurus nasib rakyat hingga akhirnya mendapat simpati rakyat daripada sibuk menyerang Presiden Jokowi yang malah akan menurunkan elektabilitas mereka di mata rakyat," kata Silfester. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler