jpnn.com, SLEMAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman melakukan uji rapid diagnostic test (RDT) kepada sukarelawan dan personel di barak pengungsian Gunung Merapi di Glagaharjo.
Langkah ini guna mengantisipasi sebaran virus corona di barak pengungsian.
BACA JUGA: Gunung Merapi Kini Siaga Level 3, Pak Ganjar Pastikan Warga Pengungsi Tetap Aman
Target dari uji medis ini adalah 60 sampel darah.
Difokuskan kepada relawan dan personel yang memiliki mobilitas tinggi di lingkungan barak pengungsian.
BACA JUGA: Status Gunung Merapi Naik dari Waspada jadi Siaga, Ini Pesan Sultan HB X
Terutama para relawan yang berasal dari luar Kelurahan Glagaharjo.
“Target memang sukarelawan, karena mereka ini dari luar daerah Cangkringan. Harapannya saat para relawan datang membantu atau bertugas itu tidak membawa virus corona, sehingga tidak menulari para pengungsi,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman Novita Krisnaeni ditemui Radar Jogja di Pengungsian Glagaharjo, Senin (9/11).
BACA JUGA: Letusan Gunung Merapi Diprediksi Tak Sedahsyat 2010, Tetapi Melebihi 2006
Apabila hasil reaktif, relawan wajib menjalani uji swab PCR. Sambil menunggu hasil uji swab, para relawan harus isolasi diri. Setidaknya hingga hasil dari uji medis telah menunjukkan hasil.
Kebijakan ini ditempuh atas pertimbangan matang. Terlebih kawasan Glagaharjo adalah zona hijau. Artinya sebaran kasus Covid-19 di wilayah ini relatif rendah.
“Begitu reaktif langsung isolasi mandiri. Target 60, yang di sini saja. Sementara 44 diantaranya non reaktif,” katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menegaskan uji RDT wajib.
Sukarelawan yang akan bertugas di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo harus dinyatakan sehat. Terutama bebas dari Covid-19.
Di satu sisi, Joko juga memastikan tak ada uji RDT kepada pengungsi. Alasannya wilayah tinggal para pengungsi termasuk zona hijau. Sehingga dianggap tidak memerlukan rapid.
“Kalau sudah nonreaktif, sukarelawan kami tampung di posko Pakem. Mereka tidak bisa langsung datang ke Glagaharjo. Datang mendaftar di posko Pakem lalu kami identifikasi keahliannya apa. Kalau belum dibutuhkan ya standby di sana (Posko Pakem),” ujarnya. (dwi/tif)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Adek