Sukarelawannya Gemas dan Siap Bertempur, Jokowi Tampak Enggak Happy

Selasa, 29 November 2022 – 10:05 WIB
Benny Rhamdani berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum acara Nusantara Bersatu di SUGBK, Senayan, Sabtu (26/11). Foto: WAG

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mencermati gestur Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mendengar omongan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.

Video yang memperlihatkan Benny berbicara kepada Presiden Jokowi itu viral di media sosial.

BACA JUGA: Ada Video Sukarelawan Siap Bertempur jika Jokowi Terus Digempur

Dalam video berdurasi 49 detik itu, Benny mengaku siap bertempur melawan pihak-pihak yang menghina Presiden Ketujuh RI tersebut.

Video itu direkam sebelum pelaksanaan acara Nusantara Bersatu yang dihadiri Jokowi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11).

BACA JUGA: Giliran Kubu Alvin Lim Mengungkap Sisi Gelap Juristo, Tak Kalah Ngeri

Pangi Syarwi menilai apa yang disampaikan Benny merupakan potret buram demokrasi Indonesia saat ini.

"Bagaimana yang mengkritik pemerintah dianggap ancaman dan harus disikat. Jadi, ucapan beliau itu, miniatur negara otoriter. Pengkritik dianggap sampah," kata Pangi saat berbincang dengan JPNN.com, Selasa (29/11).

BACA JUGA: AKBP Nanang Soal Penghina Presiden Jokowi: Seperti Orang Stres, Tidak Jelas, dan Ngawur

Direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu menilai omongan oknum sukarelawan Jokowi tersebut menjadi gambaran demokrasi Indonesia hari ini.

"Tukang kritik diajak perang, berantem, tempur. Kalau begini orang di lingkaran Presiden, bagaimana enggak babak belur demokrasi kita," lanjut Pangi.

Namun, kata pria berdarah Minang itu, Presiden Jokowi tidak perlu meladeni pembisik yang demikian karena itu dapat merusak demokrasi di negeri ini.

"Sudah benar, Presiden seharusnya enggak perlu merespons, berpikir jernih. Saya melihat justru Presiden enggak happy dengan statement mereka, sebab bisa memicu gesekan, konflik," tutur Pangi.

Sebelumnya, Benny dalam video tersebut mengatakan serangan kepada Jokowi sebagai kepala negara terus terjadi meskipun Pilpres 2019 telah berakhir.

"Kita ini pemenang pilpres, kita ini besar, tetapi serangan lawan ini masih terus," kata Benny di hadapan Jokowi seperti dikutip dari video yang beredar, Senin (28/11).

Wakil ketua umum Partai Hanura itu pun menyarankan agar Presiden Jokowi melakukan amplifikasi atas berbagai program andalannya.

Benny juga mengatakan sebenarnya para sukarelawan pendukung Jokowi siap melawan balik pihak yang menyerang eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Kita gemas, Pak, ingin melawan mereka. Kalau mau tempur lapangan, kita lebih banyak," kata Benny kepada Jokowi.

Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu pun mendorong Jokowi melakukan langkah hukum jika memang tidak menghendaki perlawanan frontal di lapangan.

Menurut Benny, upaya hukum harus dilakukan kepada pihak yang menyerang Jokowi melalui pencemaran nama baik, adu domba, hasutan, hingga penyebaran kebencian.

"Nah penegakan hukum ini yang harus dilakukan," ujar Benny kepada Jokowi.(fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Menulis Sisi Gelap Alvin Lim Versi Juristo, Ngeri


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler