jpnn.com, JAKARTA - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) baru saja merayakan ulang tahun yang ke-73.
Pada momen tersebut, Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat mengenang momen saat mulai merintis perusahaannya 73 tahun lalu.
BACA JUGA: Sido Muncul Raih Remarkable Preservation in Herbal Medicine Tradition dari CNN Indonesia Awards
Irwan Hidayat menjadi saksi tunggal nenek dan kakeknya meracik jamu tradisional di beranda rumah.
Kala itu, produk jamu yang diracik masih berbentuk bubuk, dan dikemas secara konvensional.
"Kalau malam, nenek saya yang mengisi. Kemudian menghitung. Jadi, isinya 10, 5 pack. Kemudian kalau sudah 50, diikat kertas," kata Irwan Hidayat saat acara ulang tahun Sido Muncul di kawasan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).
"Waktu itu saya 4 tahun, tugas saya hanya menghitung," imbuhnya.
Selama 73 tahun membangun bisnis, Irwan mengaku ada banyak tantangan yang harus dihadapi.
Ada perebutan merek hingga penolakan kerja sama karena produk Sido Muncul dianggap tidak bisa diuji klinis.
Kendati demikian, Irwan berupaya terus mempertahankan kualitas produk komitmen dan selalu melahirkan inovasi.
Menurut Irwan, bertahan di industri bukan hanya tentang teori bisnis atau berupaya beriklan dengan benar.
Terlebih dari itu, ada faktor ketekunan dan keyakinan terhadap kesuksesan bisnis, meskipun harus menempuh waktu yang lama.
"Saat itu, tahun 80-an, perusahaan jamu yang warna merah, mereka itu brand-nya yang paling manjur jamu-jamunya. Tetapi, saya bilang yang paling mumpuni adalah punya saya. Jadi, memuji diri sendiri, itu penting (untuk percaya diri pada produk sendiri)," ujarnya.
Selama fase karir bisnisnya, Irwan banyak mempelajari dan terinspirasi berbagai hal termasuk industri farmasi dan kedokteran.
Pengusaha yang besar di Semarang tersebut memutuskan untuk melakukan uji toksisitas dan klinis seusai melihat baiknya industri farmasi bekerja.
Dia menyadari jamu berbeda dengan obat, yang khasiatnya bisa dirasakan dalam waktu singkat.
Oleh karena itu, semula sulit untuk membuat seluruh pihak percaya bahwa jamu juga bisa diukur secara klinis melalui uji di laboratorium.
Namun, berkat ketekunan Irwan, kini Sido Muncul memiliki laboratorium besar dan terstandarisasi untuk bisa melakukan uji klinis dan toksisitas pada produknya.
Berdasarkan hasil uji, Tolak Angin, salah satu produk Sido Muncul terbukti aman diminum selama 101 bulan.
"Waktu minta pabrik farmasi, kami minta kepada BPOM. BPOM akhirnya mempertimbangkan. Ya sudah dikasih baru standar yang memang farmasi," ujarnya.
"Jadi, kami mendapat dua izin CPOB sama CPOTB. Kami meresmikan pabriknya November tahun 2000. Pabrik jamu yang pertama diresmikan," imbuh Irwan.
Selain itu, Direktur Sido Muncul itu menilai salah satu kunci keberhasilan dari usahanya terletak pada prinsip pengelolaan bisnis yang menggunakan Hati, Akal dan Aturan.
Adapun tiga poin tersebut diketahui merupakan prinsip yang ada dalam isi sumpah para dokter.
Selama mengelola bisnisnya, Irwan mengaku selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan konsumen.
Tak heran, Irwan mengupayakan berbagai cara untuk mendapatkan kepercayaan melalui hasil uji laboratorium produknya.
"Saya sudah berjanji akan mengelola Sido Muncul dengan “Hati, Akal dan Aturan, yang terinspirasi sumpah para dokter," tuturnya.
Faktor lain keberhasilan bisnis ini tentunya kehadiran para karyawan yang kompeten, berdedikasi dan memiliki kreativitas tinggi.
Irwan pun mengapresiasi seluruh karyawan yang telah membersamai Sido Muncul sejak awal karier.
Menurut Irwan, kreativitas para karyawan dalam mengembangkan produk dan kemasan, menjadi faktor lain Sido Muncul bisa sebesar sekarang.
"Kalau kamu (karyawan) memberikan kreativitas, melaksanakan tugas dengan baik, saya rasa Sido Muncul akan maju," ujarnya. (mcr31/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Liga 1: Mateo Kocijan Bidik 3 Poin saat Persib Jamu Persebaya
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Romaida Uswatun Hasanah