jpnn.com, JAKARTA - Bank sentral Korea Selatan pada Rabu menyampaikan kenaikan suku bunga setengah poin untuk mengendalikan inflasi yang berjalan pada laju tercepat dalam 24 tahun.
Bank of Korea (BOK) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 2,25 persen.
BACA JUGA: BI Pasang Kuda-Kuda, Suku Bunga Acuan Siap Digenjot?
Kenaikan itu merupakan yang terbesar sejak bank mengadopsi sistem kebijakan saat ini pada 1999.
Dua puluh tujuh dari 32 analis memperkirakan bank akan melakukan kenaikan setengah poin yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam jajak pendapat Reuters, sementara lima sisanya memperkirakan kenaikan seperempat poin.
BACA JUGA: Terimbas Situasi di Ukraina dan China, Bank Sentral Malaysia Naikkan Suku Bunga
Laporan Reuters menyebut keputusan tersebut dapat membantu mengekang pelemahan lebih lanjut won setelah mata uang tersebut jatuh 9,4 persen terhadap USD tahun ini.
Hal itu menjadikannya salah satu kinerja terburuk di antara pasar negara berkembang.
BACA JUGA: Australia Menaikkan Suku Bunga untuk Ketiga Kalinya Dalam Tiga Bulan Terakhir
Langkah BOK tersebut pada akhirnya menjadi yang pertama dalam hal pengetatan moneter global karena inflasi mengancam.
Di tempat lain, kenaikan yang lebih besar dari biasanya terjadi pada bank sentral Kanada dan bank sentral Selandia Baru.
Kedua negara itu memberikan kenaikan suku bunga yang besar dalam beberapa pekan terakhir. Federal Reserve AS bulan lalu menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin dan diperkirakan akan melakukan langkah serupa.
"Kami melihat kenaikan 50 basis poin berturut-turut oleh BOK pada Juli dan Agustus kemungkinan kecil meskipun Gubernur Rhee dapat mempertahankan opsi kenaikan suku bunga tambahan +50 basis poin," kata analis Citigroup Kim Jin Woo.
Gubernur Rhee Chang-yong akan mengadakan konferensi pers pada pukul 02.10 GMT.
Sebagian besar analis memperkirakan suku bunga acuan Korea akan mencapai 2,75 persen pada akhir tahun ini, naik dari 2,25 persen dalam jajak pendapat Mei. BOK memperkirakan ekonomi akan tumbuh 2,7 persen tahun ini.
Bank sentral Selandia Baru juga menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin menjadi 2,50 persen pada Rabu.
Kenaikan suku bunga keenam berturut-turut dalam upaya mengatasi inflasi yang memanas.
Masih dari jajak pendapat Reuters 20 dari 22 ekonom di negara itu memperkirakan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan menaikkan suku bunga resmi (OCR) sebesar 50 basis poin menjadi 2,50 persen. Dua ekonom memperkirakan kenaikan 25 basis poin.
"Komite setuju bahwa tetap tepat untuk terus memperketat kondisi moneter dengan kecepatan untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pekerjaan berkelanjutan maksimum," kata RBNZ dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, Bank Indonesia mengaku siap melakukan penyesuaian suku bunga acuan untuk meredam inflasi.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan suku bunga acuan siap digenjot jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi.
Oleh karena itu, bank sentral akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi.
"Dalam kebijakan moneter, Rapat Dewan Gubernur BI sebelumnya telah memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuan," kata Juda dalam Kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 bertajuk "Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery" di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (13/7).
Kendati demikian, Juda mengakui saat ini Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul