Sulit Relokasi, Jokowi Ingin Warga Asmat Menetap dan Bertani

Rabu, 24 Januari 2018 – 17:09 WIB
Presiden memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Wabup Nduga, Wentius Nimiangge ke Istana Bogor guna mencari solusi atas KLB penyakit campak dan gizi buruk di Asmat, Papua. Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan gagasannya tentang relokasi warga Kabupaten Asmat, Papua yang terdampak kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak dan gizi buruk tidak mungkin dilakukan. Menurut Jokowi, ada hambaran geografis yang yak memungkinkan realisasi wacana yang sempat dilontarkannya.

“Di distrik (kecamatan, red) itu, di kampung-kampung juga tersebar ada 30 KK, ada 40 KK tersebar, dan kemudian juga mereka mempunyai budaya mempunyai adat tradisi memiliki hak ulayat yang tidak memungkinkan (direlokasi)," ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (24/1).

BACA JUGA: Slogan Kerja Kerja Kerja, Faktanya Impor Impor Impor

Mantan wali kota Surakarta itu menjelaskan, kondisi geografis di Kabupaten Asmat tak seperti di Pulau Jawa. Warga yang terserang campak dan mengalami gizi buruk pun tinggal di lokasi yang sulit dijangkau.

Jokowi mengatakan, dirinya sudah memanggil Gubernur Papua Lukas Enembe beserta bupati Asmat dan Nduga ke Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/1). Pertemuan itu juga untuk membahas upaya relokasi.

BACA JUGA: Jokowi Pengin Solusi Jangka Panjang Atasi KLB di Asmat

"Saya tadi malam hanya ingin memastikan apakah memungkinkan mereka ini dalam kelompok besar bisa kita relokasi. Ternyata tidak memungkinkan karena masalah tradisi masalah adat masalah hak ulayat yang tidak mungkin," tambahnya.

Namun, Jokowi menginginkan warga Asmat bisa menetap di satu lokasi dan bertani. Untuk itu, pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur di Papua dalam rangka membuka keterisolasian.

“Karena ini urusan pangan tidak mungkin lagi mereka berpindah-pindah untuk mencari pangan, tidak. Jadi tadi malam juga setujui harus ada pertanian sehingga mereka bisa menetap," katanya.

Ketika warga Asmat sudah menetap, lanjut dia, maka pelayanan bagi mereka lebih mudah. Misalnya, ada vaksinasi untuk layanan kesehatan.

Sementara saat ini upaya untuk memberi layanan kesehatan masih sulit. "Jadi yang pertama memang infrastruktur, kedua menyiapkan urusan pangan, pertanian, kebun-kebun jagung. Itu memang harus tahapannya. Sambil jangka pendek urusan kesehatan ini tetap ditangani," tambah Jokowi.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Papua Pastikan Tak Ada Relokasi Warga Asmat


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler