Kudeta Zimbabwe

Sulitnya Membujuk Kakek 93 Tahun Ini Lepas Jabatan Presiden

Sabtu, 18 November 2017 – 12:20 WIB
Presiden Mugabe Robert Mugabe. Foto: AP

jpnn.com, HARARE - Ramai disebut dijadikan tahanan rumah oleh militer yang mengudetanya, Robert Mugabe muncul di hadapan publik kemarin, Jumat (17/11). Presiden Zimbabwe itu menghadiri wisuda tahunan Zimbabwe Open University di ibu kota Harare.

”Presiden Mugabe tidak berpidato dalam acara tersebut. Tapi, dialah yang membuka acara, kemudian ikut menyanyikan lagu kebangsaan bersama semua orang yang hadir di ruangan itu,” kata seorang peserta wisuda kepada Reuters.

BACA JUGA: Mugabe Ogah Lengser, Pengin Jadi Presiden Sampai Mati

Mugabe yang dikudeta Rabu lalu (15/11) datang tanpa pengawalan ketat. Tidak ada Ibu Negara Grace dan Menteri Pendidikan Jonathan Moyo dalam acara tersebut.

Sementara itu, negosiasi militer dengan tokoh 93 tahun tersebut tetap berlangsung alot. Tapi, bisa dipastikan Mugabe bakal kehilangan dukungan politik seiring rencana partai penguasa, Zimbabwe African National Union-Patriotic Front (ZANU-PF), untuk memecatnya.

BACA JUGA: Militer Kudeta Presiden Sepanjang Masa

Meski sebagian besar penduduk Zimbabwe menginginkan Mugabe lengser dari kursi presiden yang didudukinya sejak 1987, ada sebagian lain yang begitu memuja dia.

Kemarin, misalnya, saat menuju podium dalam acara wisuda tersebut, Mugabe panen tepuk tangan dan dukungan dari hadirin.

”Ada kemajuan signifikan dalam dialog. Kami harap bisa menyebarluaskan kabar baik kepada seluruh masyarakat dalam waktu dekat,” ucap seorang tokoh militer yang merahasiakan namanya kepada media.

Beberapa tokoh masyarakat, termasuk pastor, dan perwakilan negara-negara tetangga juga terlibat dalam negosiasi di Blue House. Mereka mendesak Mugabe meletakkan jabatan yang sudah dipangkunya selama 37 tahun itu.

Oposisi pun menyampaikan harapan yang sama. Mereka menghendaki Mugabe mundur sehingga Zimbabwe bisa membentuk pemerintahan transisi sipil.

Jika semua bujuk rayu itu gagal, maka harapan terakhir bagi pergantian kekuasaan yang damai, ada di ZANU-PF. 

”Jika presiden bersikeras pada pendirian yang bertentangan dengan keinginan rakyat, kami akan memecatnya Minggu besok (19/11),” terang seorang perwakilan ZANU-PF kemarin.

Jika pemecatan tak membuat Mugabe tunduk, ZANU-PF akan mengupayakan impeachment. Proses pemakzulan, menurut tokoh ZANU-PF yang tidak mau menyebutkan identitasnya tersebut, akan dilakukan paling cepat Selasa (21/11). (AP/Reuters/BBC/aljazeera/c17/hep)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler