Sultan Berharap Semua Fokus Pencarian Nanggala 402, Jangan Saling Menyalahkan 

Sabtu, 24 April 2021 – 15:56 WIB
Wakil Ketua DPD Sultan Najamudin. Foto : Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kapal selam milik TNI AL bernama KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan Bali, Rabu (21/4) dan masih belum ditemukan hingga Sabtu (24/4).

Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menyampaikan simpati dan dukungan kepada seluruh pihak yang telah ikut andil mengerahkan kemampuannya untuk mencari dan menemukan KRI Nanggala 402.

BACA JUGA: TNI Kerahkan 21 Kapal Perang untuk Mencari Kapal Selam Nanggala-402 yang Hilang Kontak

Senator dari Bengkulu itu berharap kapal selam Nanggala 402 segera ditemukan dan para awak dan kru masih bisa diselamatkan.

“Pada kesempatan ini saya turut menyampaikan simpati sebesar-besarnya atas kejadian yang terjadi. Ini merupakan ujian bagi kita semua,” kata Sultan dalam keterangan resminya Sabtu (24/4).

BACA JUGA: Ketua DPD RI Doakan Kapal Selam KRI Nanggala yang Hilang segera Ditemukan

Pada saat kritis seperti sekarang ini, Sultan berharap semua dapat berempati, memberikan dukungan dan menahan diri untuk tidak saling menyalahkan atau menyudutkan salah satu pihak atas apa yang terjadi.

Menurut dia, harus menjadi kewajiban setelah ini berlalu, pemerintah melalui TNI harus melakukan evaluasi terhadap sistem alat utama sistem persenjataan (alutista) yang dimiliki.

BACA JUGA: Australia Siap Membantu Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Indonesia

Bukan hanya saat terjadi 'kecelakaan' saja, kata Sultan, audit terhadap sistem dan fungsi alutsista memang seharusnya menjadi kebutuhan berkala agar mengetahui tingkat kelayakan penggunaannya.

“Semua pihak dari eksekutif dan legislatif justru memiliki kewajiban dalam menjalankan fungsinya dalam mengawal hal ini. Sehingga dapat menjamin keselamatan pasukan selama bertugas maupun sedang melaksanakan latihan,” tambahnya.

Hanya saja, kata dia, sekarang berkejaran dengan waktu. Sebab, lanjut Sultan, jika memang tidak terjadi kerusakan yang parah terhadap Nanggala 402, maka masih ada kesempatan pada hari ini dan ke depan untuk mengevakuasi selamat para awak dan kru.

"Saya mendengar bahwa cadangan oksigen di kapal selam ini diperkirakan bertahan selama 72 jam atau tiga hari sejak menyelam. Sehingga cadangan oksigen di kapal selam ini bertahan hingga hari ini. Jadi semua potensi baik dukungan peralatan dari dalam dan luar negeri harus segera dikerahkan,” paparnya.

Selain itu, Sultan mengaku mendapatkan informasi bahwa kapal dari sejumlah negara sahabat juga telah memberikan bantuan untuk pencarian.

Antara lain kapal bantuan MV Swift Rescue (Singapura), MV Mega Bhakti (Malaysia), HMAS Ballarat dan HMAS Sirius (Australia) serta SCI Sabarmati (India).

“Termasuk tim dari Poseidon dari Amerika Serikat yang akan bertindak sebagai operator mudah-mudahan bisa beroperasi hari ini dalam melakukan proses pencarian,” katannya.

Sultan mengapresiasi kepada negara-negara lain yang telah merespons memberikan bantuan untuk membantu pemerintah Indonesia dalam melakukan proses pencarian.

Menurutnya, permintaan bantuan pencarian Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan Bali telah sesuai ketentuan yang berlaku di International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO). Yaitu, Pemerintah RI bisa menerima bantuan dari negara-negara tetangga terkait penyelamatan kapal yang hilang kontak.

"Terima kasih kepada seluruh negara sahabat yang telah memberikan dukungan serta peralatan yang dibutuhkan dalam pencarian kapal selam Nanggala 402. Saya meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia, mudah-mudahan hari ini kita semua mendapatkan kabar baik,” pungkas Sultan. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler