Kepala TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan angkatan laut telah menurunkan beberapa kapal untuk membantu pencarian di daerah hilangnya kapal selam. (AP: Achmad Ibrahim)
Kekhawatiran terus menghantui para anggota awak kapal Indonesia yang dinyatakan hilang di perairan Bali selama 24 jam terakhir.
Dikhawatirkan kapal tersebut dapat tenggelam jauh di bawah batas aman kedalaman laut.
BACA JUGA: Kronologi versi Achmad Riad Sebelum KRI Nanggala Dinyatakan Hilang
Menurut juru bicara angkatan laut, kapal selam buatan Jerman yang sudah relatif tua bernama KRI Nanggala-402 ini sedang melakukan latihan peluncuran torpedo di perairan utara Bali, namun gagal menjalankan misinya.
Kepala TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan kontak dengan kapal terputus pada pukul 16:30 waktu setempat Rabu kemarin (21/04).
BACA JUGA: Ada Tumpahan Minyak di Posisi Awal KRI Nanggala-402 Menyelam
"Kami masih berusaha mencari di perairan Bali, 96 kilometer dari Bali, [mencari] 53 orang," ujar Kepala TNI Marsekal Tjahjanto dalam pesan tertulis.
Pemerintah Australia telah menyatakan kekhawatiran mereka dan menawarkan tentara Indonesia bantuan operasi penyelamatan .
BACA JUGA: Ini Perincian Awak Kapal yang Berada di KRI Nanggala Sebelum Menghilang
"Kami tentunya sangat khawatir mendengar laporan ini. Menyedihkan sekali nasib para keluarga, khususnya Tentara Indonesia," ujar Menteri Luar Negeri Marise Payne.
"Kami memiliki kapal selam yang sangat berbeda dari yang ini, tapi Departemen Pertahanan Australia (ADF) dan organisasi pertahanan lainnya akan bekerja sama dengan operasi pertahanan di Indonesia untuk menentukan apa yang bisa dilakukan."
Ia menekankan Australia akan "menolong tetangga kami bagaimana pun caranya". Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kapal selam yang tenggelam
Pakar kapal selam Frank Owen mengatakan pada ABC laporan yang diterimanya dari Indonesia sangatlah mengkhawatirkan.
"Laporan sudah diterima, dan yang mengkhawatirkan adalah adanya tumpahan minyak di dekat posisi kapal terakhir dilihat, namun kami tidak tahu apa yang terjadi," katanya.
"Kami juga paham kedalaman air di posisi kapal itu adalah sekitar 700 meter, yaitu di bawah batas operasi aman dari kapal selam," kata Frank.
Frank, yang juga adalah sekretaris dari Institut Kapal Selam Australia, percaya bahwa ADF dapat mengirim kendaraan operasi jarak jauh (ROV) untuk memetakan medan laut.
"Jika [kapal selam] itu berada dalam kedalaman seperti yang dilaporkan, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa. Satu-satunya cara untuk mengeluarkan mereka adalah dengan menyelamatkan kapal selam, dan ini membutuhkan proses yang panjang."
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengatakan kapal selam tersebut putus kontak setelah diberikan izin untuk menyelam.
Kementerian tersebut juga menambahkan, helikopter menemukan tumpahan minyak di sekitar posisi penyelaman pertama.
Kapal selam tersebut mengangkut 49 kru, seorang komandan dan tiga orang penembak.
Dilaporkan kerusakan listrik kemungkinan terjadi di tengah penyelaman, sehingga menyebabkan kapal selam tersebut kehilangan kendali dan tidak mampu menjalankan prosedur darurat yang bisa membuat kapal tersebut naik ke permukaan laut.
Kapal selam itu dilaporkan tenggelam sampai kedalaman 600 hingga 700 meter. 'Pengingat' besarnya risiko pengoperasian kapal selam
Kepala TNI Marsekal Tjahjanto mengatakan para tentara telah menurunkan beberapa kapal untuk membantu proses pencarian di daerah tenggelamnya kapal, salah satunya adalah kapal survei hidrografi, dan juga telah meminta pertolongan dari Singapura dan Australia, yang memiliki kapal penyelamat kapal selam.
Departemen pertahanan Singapura tidak segera memberikan tanggapan ketika dihubungi ABC.
Senator Australia Mandiri Rex Patrick, mantan petugas kapal selam, menyampaikan kekhawatiran mendalamnya. Namun, ia yakin masih ada harapan.
"Kita tidak pernah tahu apa yang bisa dilakukan dalam situasi seperti ini. Saya mendoakan kawan kita di Indonesia juga bisa melakukan apapun yang mereka bisa untuk menemukan kapal selam itu dan saya tahu Angkatan Laut Australia (RAN) dan Angkatan Udara Australia (RAAF) akan menawarkan segala bantuan yang ada untuk membantu Angkatan Laut Indonesia," ujar Senator Rex.
"Ini adalah pengingat seberapa berisikonya operasi kapal selam."
KRI Nanggala-402 seberat 1.305 ton ini diproduksi di Jerman pada tahun 1978, menurut situs Sekretariat Kabinet Indonesia, dan telah diperbaiki di Korea Selatan pada tahun 2012.
Sebelumnya, Indonesia telah mengoperasikan 12 kapal selam yang dibeli dari Uni Soviet untuk mengawasi perairan negara.
Namun, saat ini hanya ada lima kapal selam yang dimiliki Indonesia, yaitu dua kapal selam Tipe 209 buatan Jerman dan tiga buah kapal selam buatan Korea Selatan yang lebih baru. Kapal-kapal ini baru akan beroperasi di tahun 2024.
Indonesia telah berupaya untuk meningkatkan pertahanan negaranya namun beberapa peralatan yang digunakan untuk menjalankan upaya ini sudah tua, sehingga pernah menimbulkan kecelakaan.
Salah satu peristiwanya adalah kecelakaan pesawat militer yang sudah cukup tua beberapa tahun belakangan.
Diproduksi oleh Natasya Salim dari artikel
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di
BACA ARTIKEL LAINNYA... Joan Bush Merayakan Ulang Tahunnya yang ke-109 dengan Kue dan Sampanye