JAKARTA - Ketidakkompakan di internal Partai Golkar semakin terlihat terkait bursa calon presiden (capres) yang akan diusung pada pilpres mendatangTidak semua fungsionaris Golkar sepakat mengajukan Ketua Umum Jusuf Kalla sebagai capres
BACA JUGA: Buta Aksara Tak Bisa Dibantu Mencontreng
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Anton Lesiangi malah lebih setuju bila Sri Sultan HB X yang dimajukan sebagai capresPertama, dalam berbagai survei yang digelar, tingkat popularitas Sultan menempati urutan ketiga, dibawah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri
BACA JUGA: KPU Luncurkan Alat Bantu Pemilu untuk KPPS
Dengan kata lain, posisi Sultan berada di atas Jusuf Kalla (JK).Kedua, dengan dimunculkannya nama Sultan sebagai capres Golkar, maka suara Golkar pada pemilu legislatif 9 April mendatang bakal terdongkrak karena popularitas Sultan sudah lumayan tinggi dibanding JK
Lebih lanjut dia menganalisis, selama ini ada upaya sistematis untuk menjegal Sultan menjadi capres
BACA JUGA: Gus Dur Saran Pendukung Bebas Memilih Parpol
Indikasinya terlihat dari berbagai survei yang membuat komposisi capres-cawapres secara tidak adilDikatakan Anton, hingga saat ini belum ada survei untuk mengukur tingkat popularitas pasangan Sultan-Mega atau Sultan-Prabowo."Jadi kelihatan sekali, ini menurut para pakar ya, ada rekayasa luar biasa agar yang muncul pasangan SBY-JK, supaya Golkar tetap saja tidak berada di nomor satu, tapi hanya jadi cawapres saja," ungkap Anton.
Terkait dengan pertemuan JK-Mega beberapa hari lalu, Anton menilai, pertemuan tersebut tidak mengikat partai sebagai sebuah institusi"Karena koalisi harus secara resmi dan tidak mungkin dilakukan sebelum tahu hasil pemilu legislatif," ucapnya(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diprediksi Dapat 2,9 Persen, SB Anggap Survei Salah
Redaktur : Tim Redaksi