Sumbar Dikepung Bencana, 52 Ribu Warga Mengungsi

Jumat, 04 November 2011 – 10:32 WIB
PAINAN - Sumatera Barat dikepung bencanaTingginya curah hujan yang melanda hampir di seluruh daerah, telah menyebabkan terjadinya bencana di mana-mana

BACA JUGA: Penyeludupan Narkotika Rp6,5 M Digagalkan

Tujuh orang diperkirakan telah tewas terseret arus banjir besar di Pessel dan Solsel.

Bencana terparah menimpa Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel)
Selain banjir dan longsor, abrasi pantai terjadi di sepanjang pantai dan memutus arus transportasi Sumbar-Bengkulu.

Hingga berita ini diturunkan, enam orang di Pessel hilang terseret banjir bandang dan diperkirakan telah tewas

BACA JUGA: Sumbar Dikepung Bencana

Sekitar 52.123 orang mengungsi di tempat ketinggian, 296 rumah penduduk rusak, ratusan hektare sawah rusak, puluhan ternak mati
Kerugian diperkirakan mencapai Rp 650 miliar

BACA JUGA: Sindikat Uang Palsu Diringkus

Sepanjang 890 meter jalan negara Sumbar-Bengkulu dan 500 meter jalan kabupaten di Lunangsilaut rusakSatu irigasi terban diterjang banjir.

Banjir melanda 48 nagari di delapan kecamatan dari 12 kecamatan di PesselHanya empat kecamatan yang terhindar dari musibah itu, yakni Koto XI Tarusan, Bayang Utara, Bayang dan IV Jurai.

Adapun 8 kecamatan yang dilanda banjir, Kecamatan Batangkapas, Sutera, Lengayang, Ranahpesisir, Linggo Sari Baganti, Pancungsoal, Basa IV Balai Tapan dan Lunangsilaut.

Pantauan Padang Ekspres (JPNN Grup), bencana terparah terjadi di Kecamatan LengayangDi kecamatan ini, tiga warga hilang terseret galodo dan diperkirakan tewas, yakni Ismaidarni, 42, bersama anaknya Santia, 22, dan Naisa, 8Hingga pukul 24.00 tadi malam, upaya pencarian Tim SAR belum membuahkan hasil

Saat kejadian, Kamis pukul 04.00 dini hari, tiga korban terlihat bingung melihat banjir datang tiba-tibaRumah korban dikepung banjir dan jalan terbanini Sebelum terseret arus, saksi mata melihat ketiga korban berupaya melarikan diri.

Jalan nasional di depan rumah korban saat itu amblas bersama derasnya arus banjirNaisa, 8, yang berlarian bersama ibunya, kalah cepat dengan runtuhnya badan jalan, sehingga terseretUpaya penyelamatan yang dilakukan sang ibu bersama sang kakak Santia, 22, ternyata tidak membuahkan hasilAkhirnya, ketiganya terseret banjir yang menyeretnya ke laut di seberang jalan rumahnya.

Selain tiga orang itu, Asisten I Setkab Pessel, Mawardi Roska dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Nasharyadi tadi malam mengungkapkan, data terakhir terdapat tiga korban lagi yang hilang terseret banjir bandang dan diperkirakan juga tewas, yakni Kidit, 65, Rayos, 24, dan anaknya Rayos yang masih berusia 9 bulanBayi itu anak Royas, atau cucu dari Kidit.

Ketiganya terseret banjir di Pasir Putih Kambang, tepatnya di Rantau Simalenang, Nagari Airhaji, Kecamatan Linggo Sari Baganti

Ketiga hanyut ketika gubuk yang ditempati keluarga ini ambruk diterjang banjir"Sebelumnya di gubuk itu ada empat orang, tapi seorang penghuni berhasil selamat karena memegang sesuatu untuk mempertahankan diri," kata Mawardi.
Upaya pencarian korban telah dilakukan, tapi belum membuahkan hasil"Akses di Pasir Putih Kambang terputusSatu orang yang selamat itu belum diketahui pasti apakah suami dari Royas," terang Mawardi.

Keenam korban yang hilang itu, diperkirakan Nasharyadi sudah tewas terseret arus deras dan tidak ditemukan hingga tadi malam"Tiga tewas di Lengayang dan tiga lagi di Linggo Sari Baganti," kata Nasharyadi.

Jalan Putus dan Longsor
Selain itu, banjir juga mengakibatkan ruas jalan nasional di Pasir Putih Kambang, Nagari Kambang Barat putus sepanjang 700 meter sehingga arus transportasi dari Sumbar ke Bengkulu lumpuh totalAntrean kendaraan terlihat hingga belasan kilometer dari arah Padang dan Bengkulu.

Diperkirakan, hingga 90 hari ke depan, arus transportasi jalur selatan Sumbar-Bengkulu via Kabupaten Kerinci, Jambi ini, belum bisa dilewati.
 
Tidak hanya ituSebanyak 6 rumah terseret banjir hingga ke dalam laut, sedangkan 28 unit rumah lainnya mengalami rusak berat

Sedangkan di Nagari Kambang Timur di kecamatan yang sama, terjadi longsor sepanjang 400 meter, tepatnya di Kampung Kapau dan KotokandisWalau tidak menimbulkan korban jiwa, tapi delapan rumah rusak berat tertimpa longsor

Banjir juga terjadi di Kampung Tampunik di nagari yang samaKondisi serupa juga terjadi di Kampung Pulai, Nagari Lakitan TimurTotal rumah yang terendam di kecamatan ini mencapai ratusan unit.

Di Kecamatan Sutera, 4 unit rumah rusak beratSatu di antaranya terban ke bibir jalan, tepatnya di Kampung TaratakRumah itu milik Emi, 52Sedangkan yang terseret banjir rumah milik Nuralis 52, di Kampung Kayugadang, Nagari SurantiahDua unit lainnya milik Rajabul Iksan dan NurhayatiKetiga rumah ini terban ke Batang Surantiah, di Kampung Kayugadang.

"Selain itu, proyek normalisasi sungai sepanjang 600 meter di Kayugadang juga porak-poranda, padahal akan diserah terimakan besok (hari ini, red) dengan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) SumbarJembatan gantung di Timbulun yang merupakan sarana transportasi satu-satunya warga Langai dan Kayuaro di Nagari Sutera, juga putus diterjang banjir Rabu malam," ungkap Rusli, tokoh masyarakat setempat.

Nasharyadi menyebutkan, bencana saat ini terparah sepanjang sejarah"Bencana ini bukan saja banjir, tapi juga longsor dan abrasi," ujarnyaDampak yang ditimbulkan akibat bencana ini sangat besar, sebab bencana ini telah mengakibatkan putusnya arus transportasi Padang, Bengkulu dan Jambi.
 
Berdasarkan hitungan sementara, kata dia, besar kerugian mencapai Rp 650 miliarSelain merusak infrastruktur jalan dan jembatan, juga bangunan milik masyarakat, pertanian, perkebunan hewan ternak dan lainya.

Karena terputusnya sarana jalan di Pasir Putih Kambang, akses menuju permukiman warga yang terkena banjir dan longsor sulit dijangkauJumlah rumah yang terendam mencapai 17 ribu unitSedangkan korban yang hilang sebanyak 3 orang dan 52 ribu lebih mengungsi"Walau sulit dijangkau, kita masih bisa melakukan koordinasi melalui HP," jelasnya.(padeks/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Keluarkan Sertifikat Hewan Qurban


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler