Sumbar Tak Masuk 10 Prioritas Destinasi Wisata

Rabu, 01 Februari 2017 – 02:37 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komite III DPD RI di Gedung DPD, Jakarta, Senin (30/1). FOTO: Dok. Humas DPD RI

jpnn.com - jpnn.com - Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menghasilkan sumber penghasilan bagi Indonesia. Untuk itu pemerintah merencanakan 10 prioritas destinasi wisata baru untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara.

Seperti diketahui, 10 prioritas destinasi wisata tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

BACA JUGA: DPD RI: Ketimpangan Ini Begitu Jauh

Terkait hal tersebut, Anggota Komite III DPD Emma Yohanna mempertanyakan, mengapa pemerintah tidak memfokuskan sektor pariwisata di Sumatera Barat (Sumbar). Padahal, di Sumbar banyak potensi-potensi wisata yang bisa digali.

“Wisata Mandeh di Sumbar padahal bisa menjadi alternatif wisata ke Raja Ampat,” ucapnya saat RDPU dengan Menteri Pariwisata di Gedung DPD, Jakarta, Senin (30/1).

BACA JUGA: Senator Pertanyakan Status Pelabuhan Kuala Tanjung

Menurutnya, desa wisata Mandeh ini memiliki potensi penghasil devisa yang cukup besar.

“Padahal dulu Pak Arief Yahya berkeinginan wisata Mandeh sebagai wisata alternatif. Namun mengapa pemerintah tidak memfokuskan potensi wisata di situ,” harap senator asal Sumbar itu.

BACA JUGA: Fahira: Jangan Ada Lagi Orang Tua Hancurnya Hatinya

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan memang saat ini pemerintah tengah memfokuskan 10 destinasi wisata di Indonesia. 10 destinasi itu terpilih untuk dipromosikan dan dikembangan secara maksimal agar mendatangkan banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

“Ada prinsip bahwa kalau kamu menginginkan semuanya, kamu akan kehilangan semua,” jelas dia.

Ia menambahkan, fokus pada 10 destinasi tersebut diharapkan dapat menarik 20 juta wisatawan sampai 2019, sesuai amanat Presiden. Harus diketahui bahwa pusat kunjungan wisatawan ke Indonesia 40 persen masih dimiliki Bali, kemudian Jakarta 30 persen, dan Kepri 20 persen.

“Ratusan kawasan wisata nasional masih sangat jauh tertinggal. Sehingga kemudian kita menetapkan 10 destinasi itu,” papar Arief.

Arief menilai, dari 10 destinasi tersebut, lima di antaranya adalah destinasi yang perlu dipulihkan, seperti Danau Toba dan Candi Borobudur. “Tiga yang lainnya terpilih karena sudah bertahun-tahun menjadi kawasan ekonomi khusus,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, senator asal Nusa Tenggara Timur Abraham Liyanto menilai target pemerintah untuk mendatangkan 20 juta wisatawan sangat kecil. Padahal objek wisata di Indonesia sangat banyak, bukan hanya Bali. “Jadi menurut sat 20 juta itu masih sangat kecil,” tutur dia.

Abraham mengharapkan Kementerian Pariwisata harus bisa lebih memperhatikan soal anggaran, infrastrukr, dan sumber daya manusia (SDM). Ketiga hal ini sangat penting dalam menunjang pariwisata.

“Di NTT contoh banyak objek-objek wisata selain Pulau Komodo. Namun karena aksesnya sulit dan SDM juga kurang. Maka ini sulit untuk menjadikan wisata favorit di NTT,” katanya.(fri/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kementerian Rancang Pendidikan Pariwisata


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler