Sumedang Padat, Dialihkan ke Jalur Alternatif

Minggu, 27 Juli 2014 – 06:37 WIB

jpnn.com - SUMEDANG - Memasuki H-2 Idul Fitri, arus mudik di sejumlah daerah di Kabupaten Sumedang mulai meriah dan mengalami kepadatan yang cukup berarti, sehingga untuk menanganinya dilakukan CB (Cara Bertindak) pengalihan sebagian arus ke jalan alternatif.

Demikian dikatakan Kasat Lantas Polres Sumedang AKP Wahyo kepada Radar Bandung (Grup JPNN) di Jalan Bandung-Garut (26/7).

BACA JUGA: Rampok Indomaret, Satu Pelaku Nyaris Dibakar Massa

"Arus mudik saat ini terpantau meriah, bahkan beberapa daerah sudah mengalami kepadatan arus, salah satunya jika Jalan Cileunyi yang mengarah ke Sumedang stuck atau mengalami kepadatan sehingga sebagain kita alihkan ke jalur-jalur alternatif seperti jalur Simpang-Parakanmuncang," sebut Wahyo.

Menurut dia, sejak kemarin (25/7) arus mudik akan terus mengalir, bahkan puncaknya dipastikan hari ini.

BACA JUGA: Macet, Pasokan Ayam ke Kota Bandung Distop

"Untuk pemudik yang mengarah ke Jawa Tengah bisa menggunakan jalur selatan, sehingga dari tol Cileunyi bisa langsung melintas di jalur Bandung-Garut atau bisa melintas ke jalur Sumedang yang mengarah ke Wado," katanya.

Pengalihan ke jalur Wado, kata Wahyo, dilakukan jika di jalur Bandung-Garut mengalami kemacetan.

BACA JUGA: Kota Bandung Mulai Lengang

"Jalur tengah Sumedang masih bisa menerima atau menampung pemudik yang melintas ke Sumedang, bahkan upaya untuk melancarkan arus maka kerap diberlakukan one way di daerah Tanjungsari," tandasnya.

Sejatinya, pihak kepolisian dari Polres Sumedang sudah semaksimal mungkin untuk pengamanan arus mudik lebaran kali ini, sehingga arus mudik lebaran dan operasi ketupat berjalan dengan lancar.

Sementara itu, sejumlah pemudik yang melintas disepanjang Jalan Raya Ir Soekarno Kabupaten Sumedang, tepatnya Jatinangor hingga Tanjungsari mengeluhkan terkait minimnya rambu-rambu lalu lintas dan juga gelapnya jalan ketika melintas di malam hari.

Salah seorang pemudik warga Jakarta, Dadang Koswara (39) mengaku tak nyaman jika melintas di jalur tersebut.

"Selain minim PJU, jalur ini kurang ditunjang rambu-rambu lalulintas," kata Dadang saat beristirahat di Masjid Besar Tanjungsari.

Lebih lanjut, Kata Dadang dengan kondisi tersebut membuat para pengendara harus ekstra hati-hati karena jalur Jatinangor-Tanjungsari merupakan jalur yang rawan.

"Jika kurang waspada, maut bisa mengancam keselamatan pengendara. Beralasan, jalan disana sempit sekaligus banyak tikungan tajam seperti di Cikuda dan belokan Bangkong," ucap Dadang yang mengaku kelahiran Kota Sumedang.

Sementara itu, salah seorang warga Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor, Bana, 48, menyebutkan bahwa Jalur Cikuda memang rawan, karena jika dimalam hari dipastikan gelap.

"Adapun Penerangan Jalan Umum (PJU) di beberapa titik di sepanjang jalan tidak membuat jalan menjadi terang karena PJU tersebut kerap mati, meksi baru diperbaiki," kata Bana.

Lanjutnya, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di jalan Ir Soekarno tepatnya di Cikuda, pihaknya kerap memasang tulisan-tulisan bertuliskan hati-hati rawan kecelakaan dan sebagainya.

"Saya yang sering menulis kata-kata Hati-hati rawan kecelakaan disini, tujuannya adalah memperingatkan pengguna jalan agar selalu berhati-hati," pungkasnya. (isl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Arus Mudik Sepanjang Kalimalang Mulai Lancar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler