jpnn.com - PALEMBANG – Provinsi Sumsel kembali berpotensi surplus beras pada tahun ini. Angkanya berkisar 1,3-1,5 juta ton. Kondisi ini jelas menguntungkan bagi semua pihak.
Perum Bulog Divre Sumsel-Babel jadi tak kesulitan mencapai target pembelian beras sepanjang 2014.
BACA JUGA: Dua Sekolah di Berau Kesurupan Massal
"Dari prediksi Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi, Sumsel bisa menyumbang ke daerah defisit seperti Jambi, Bengkulu, Riau, Babel, bahkan Pulau Jawa,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sumsel-Babel, Bambang Napitupulu, kepada Sumatera Ekspres (Grup JPNN), Kamis (17/7).
Daerah yang menjadi penyumbang surplus beras terbesar yakni OKU Timur, Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI). “Hingga saat ini, ketahanan beras di Sumsel mencapai 8,7 bulan. Setiap hari, kami (Bulog) selalu melakukan penyerapan beras, 400-500 ton,” bebernya.
BACA JUGA: Dua Pengedar Sabu Antar Kabupaten Diringkus
Jika memang terjadi kenaikan yang membuat daya beli masyarakat melemah, Bulog bersama Disperindag akan melakukan operasi pasar dalam waktu dan jumlah yang tidak terbatas. "Hingga harga di pasaran benar-benar kembali stabil," imbuh Bambang.
Pihaknya mematok kenaikan yang perlu disikapi serius jika sudah di atas 10 persen. Tapi kalau kenaikan harga beras masih di bawah lima persen, masih dianggap wajar. "Yang jelas, semua stok sudah siap untuk melakukan antisipasi kenaikan harga," tegasnya.
BACA JUGA: Dinding Dijebol, Toko Ponsel Rugi Ratusan Juta
Bambang memprediksi, permintaan beras dan sembako lainnya akan meningkat tinggi pada H-7 sampai H+7 Lebaran. Apalagi sesudah Lebaran, biasanya permintaan meninggi. Sementara pada saat itu, banyak pedagang yang belum berjualan sehingga harga kemungkinan naik.
"Di saat itu, kami juga bisa turun dan berjualan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sekarang saja, kami sudah turun ke setiap pasar, kecamatan, hingga kelurahan untuk melakukan operasi pasar. Kami menjual beras, gula pasir, minyak goreng, terigu, dan kebutuhan pokok lainnya dengan harga lebih murah dari harga pasar,” beber Bambang.
Disinggung mengenai distribusi beras untuk orang miskin (raskin), Bambang mengungkapkan, realisasinya hingga saat ini sudah mencapai 80 persen.
Diharapkan, pada akhir bulan, tercapai 100 persen. “Belum ada indikasi terjadinya penimbunan beras di Sumsel,” tukasnya. (rip/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Natuna, Harga Cabai Rp 40 ribu per Kilogram
Redaktur : Tim Redaksi