SUN Terpengaruh Kebijakan The Fed, Kemenkeu: Investor Wait and See

Selasa, 16 Maret 2021 – 19:13 WIB
Kemenkeu menyatakan, lelang Surat Utang Negara (SUN) dipengaruhi kebijakan The Fed. Ilustrasi: Kemenkeu

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, rendahnya penawaran masuk pada lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini, Selasa (16/3) kebijakan yang diambil bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan menilai, perilaku investor cenderung wait and see akibat menunggu kebijakan tersebut.

BACA JUGA: Menkeu Terbitkan SBN Lagi, Fadli Zon Beber Rasio Utang Sejak Soeharto sampai Jokowi

"Rendahnya incoming bids tersebut sudah diprediksi mengingat adanya faktor eksternal yang membuat investor masih wait and see, yaitu kebijakan yang akan diambil oleh bank sentral AS dalam FOMC meeting," kata Deni di Jakarta, Selasa.

Seperti diketahui, The Fed dalam pembahasan rapat dewan kebijakan (FOMC) yang dilaksanakan pada 16-17 Maret 2021 akan mengambil keputusan terkait yield obligasi pemerintah AS (UST).

BACA JUGA: Memerinci Tantangan Jadi Pejabat Kemenkeu, Sri Mulyani: Camkan Sumpah Jabatan Itu!

Menurut dia, fokus investor untuk lelang kali ini berada di SUN seri dengan tenor 10 tahun yaitu FR0087 yang memperoleh penawaran hingga Rp 12,9 triliun, dengan proporsi investor asing mencapai 22,5 persen.

"Untuk seri FR0087 tersebut dimenangkan sebesar Rp7 ,25 triliun dan merupakan seri terbesar yang dimenangkan pada lelang hari ini," ujar dia.

BACA JUGA: Menkeu Sebut Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Utama Industri BEV

Kendati demikian, Deni mengatakan, minat investor asing masih cukup besar.

Hal itu, kata dia, terlihat dari keseluruhan penawaran masuk, dengan proporsi investor asing mencapai 18,2 persen atau meningkat dari lelang sebelumnya yang hanya sebesar 11,1 persen dari total bid.

Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 18,9 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) di pasar perdana pada Selasa (16/3) dengan penawaran masuk mencapai Rp 40,08 triliun.

"Dari bids yang masuk pada lelang hari ini sebesar Rp 40,1 triliun, pemerintah memenangkan sebesar Rp 18,9 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 2,12 kali, sebagai komitmen pemerintah untuk menjaga tingkat yield SUN yang wajar di pasar sekunder," jelas Deni.

Penyerapan yang jauh dari target indikatif Rp 30 triliun ini membuat pemerintah memutuskan untuk melakukan lelang SUN tambahan pada Rabu (17/3) untuk lima seri SUN, yaitu FR0086, FR0087, FR0088, FR0083 dan FR0089, dengan target maksimal Rp 11,1 triliun. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler