jpnn.com, CIANJUR - Siti Marya, perempuan di Desa Jatisari Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur bernaisb malang.
Dia mengalami gangguan kejiwaan hingga harus dipasung oleh keluarganya.
BACA JUGA: Polisi dan DLH Usut Temuan Ratusan Limbah Botol Vaksin di TPS Cianjur
Namun, dalam kondisi tersebut, dia mengalami pelecehan hingga hamil, bahkan sudah melahirkan dua orang anak.
Cerita memilukan tersebut berawal ketika Siti pulang dari Arab Saudi sebagai TKI dalam kondisi depresi.
BACA JUGA: Pelaku Vandalisme Musala di Tangerang Dipastikan Bukan ODGJ, Ini Pernyataan Lengkap Kapolresta
Diduga Siti juga mengalami pelecehan dan upaya pemerkosaan di sana.
Karena sering mengamuk, perempuan berusia 34 tahun itu kemudian dipasung di gubuk yang berhimpitan dengan kandang kambing di dekat kediamannya.
BACA JUGA: Aksi Mulia Istri Anggota TNI AD di Cianjur
Di tempat pemasungan itulah, Siti mengalami pelecehan seksual dan persetubuhan yang diduga dilakukan oleh tetangganya sendiri.
Bukan hanya satu hari. Bahkan hampir setiap hari ia menjadi objek buat orang-orang bejat yang ternyata bukan hanya satu orang, tetapi hinga beberapa orang.
“Siti tujuh tahun dipasung. Sering ditidurin (disetubuhi, red), kalau siang sama anak sekolah, kalau malam sama bapak sekuriti. Masih tetangga juga,” ungkapnya, seperti dikutip dari Radar Cianjur, Jumat (16/10).
Meski dalam kondisi kejiwaan yang tak sehat, Siti sempat meronta dan melawan. Namun, pelaku tetap melancarkan aksi bejatnya.
“Sehari bisa sampai dua atau tiga kali ditidurin,” paparnya.
Aksi bejat pria-pria yang tak bertanggung jawab itu membuatnya hamil. Mirisnya lagi, kehamilan Siti baru diketahui saat usia kandungannya sudah tua dan menjelang melahirkan.
Bahkan ia juga sampai melahirkan anaknya di tempat pemasungan turut dibantu ibunya yang merupakan dukun beranak, Siti melahirkan anak pertama yang tak diketahui siapa ayahnya.
Setelah melahirkan, ia kembali dipasung lantaran keluarga khawatir Siti kembali mengamuk.
Sayang, langkah tersebut membuat Siti kembali mendapatkan pelecehan seksual oleh pelaku yang diduga masih sama.
Setelah dua tahun berselang dan mengalami lagi pelecehan dan persetubuhan dialami membuat Siti hamil anak kedua.
Namun kali ini, pelaku berhasil dipergoki warga yang sudah menaruh kecurigaan terhadap tetangganya yang kerap mendatangi Siti ke tempat pemasungannya.
“Siti dua kali hamil dan punya anak selama dipasung. Ada beberapa yang meniduri Siti. Kalau wajahnya ingat. Yang satu sudah ditangkap dan dipenjara,” ujarnya.
Anak Siti pun diurus oleh kakaknya. Kedua anaknya kini sudah besar dan duduk di bangku sekolah dasar. Sementara dirinya menjalani pengobatan di Yayasan Rumah Pulih Jiwa.
Sementara itu, Ketua Yayasan Rumah Pulih Jiwa Rukman Syamsudin, mengatakan, Siti menjadi salah satu contoh potret kondisi ODGJ di Cianjur.
Bukan hanya kekerasan seksual, ODGJ Cianjur juga kerap mendapat bullying hingga kekerasan fisik yang membuat kondisi mereka lebih parah.
“Sedih ketika mendengar cerita setiap ODGJ yang kami bebaskan serta rehabilitasi hingga sembuh. Meski secara kejiwaan mereka sakit, tetapi mereka juga masih manusia yang tidak layak diperlakukan seperti itu. Mereka harus dilindungi dari kekerasan fisik hingga seksual,” ujarnya.
Ia mendesak Pemkab Cianjur ataupun pemerintah di tingkat provinsi dan pusat bisa serius dalam menangani ODGJ.
“Jangan hanya mencanangkan program seperti bebas pasung yang beberapa tahun terakhir digemborkan. Pada akhirnya program itu tidak maksimal. Kami minta mulai dari sekarang serius untuk memperhatikan ODGJ,” tutupnya. (kim)
Redaktur & Reporter : Adek