jpnn.com, SURABAYA - Pelaksanaan tes potensi akademik (TPA) jalur zonasi kawasan jenjang SMPN tuntas sudah. Hasilnya pun telah diumumkan pada Selasa (18/6).
Ribuan peserta yang tidak lolos jalur zonasi kawasan langsung berbondong-bondong mendaftarkan diri melalui jalur zonasi umum (jarak).
BACA JUGA: Rotasi Guru di Zona Masing - Masing
Banyak orang tua yang kecewa karena anak mereka gagal masuk jalur zonasi umum. Padahal, nilai ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang dimiliki sangat tinggi.
Sebab, jalur zonasi umum tidak ditentukan nilai USBN, tapi jarak rumah ke sekolah.
BACA JUGA: DKI Jakarta dan Jateng Siap Ubah Juknis PPDB Sistem Zonasi
BACA JUGA : Penjelasan Terbaru Mendikbud soal Redistribusi Guru terkait PPDB Sistem Zonasi
Para orang tua pun melampiaskan kekecewaan mereka ke sejumlah sekolah hingga dinas pendidikan (dispendik) maupun DPRD Surabaya.
BACA JUGA: PPDB 2019: Muhadjir Berkisah tentang Siswa Tempuh 15 KM ke Sekolah
Mereka mengeluh dan menangis karena salah strategi dalam memilih sekolah dan jalur PPDB masuk SMPN.
Muhammad Abi, perwakilan wali murid, mengatakan kecewa dengan sistem zonasi yang dinilai kurang sosialisasi ke masyarakat.
Keponakannya, Owen Ardana, yang memiliki nilai USBN tinggi, 28,5, tidak diterima di SMPN mana pun.
''Keponakan saya ini sudah mendaftar jalur zonasi kawasan. Tapi, gagal di TPA," kata Abi saat ditemui di SMPN 39 Surabaya.
Orang tua Owen pun sudah menyerah untuk mendapatkan sekolah negeri. Sebab, setelah dinyatakan tidak masuk jalur zonasi kawasan, Owen juga tidak lolos seleksi jalur zonasi umum.
''Saya membantu mencarikan keponakan saya sekolah ke SMPN terdekat rumah. Salah satunya SMPN 39," ujarnya.
Namun, setelah sampai di SMPN 39, ternyata jarak terjauh yang diterima sudah mencapai 770 meter.
BACA JUGA : Pendaftaran PPDB 2019 Jalur Zonasi: Orang Tua Jangan Fokus ke Sekolah Favorit
Sementara itu, jarak rumah keponakannya di Kelurahan Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, ke SMPN 39 mencapai 1,1 kilometer.
''Sekolah yang terdekat lagi SMPN 12, tetapi jaraknya juga di atas 1,1 kilometer. Sudah kalah jarak," katanya.
Abi menyatakan belum sempat mendaftar sudah ditolak. Rasanya sangat mengecewakan. Apalagi ketika mengetahui jika mendaftar melalui jalur prestasi UN, sangat mungkin keponakannya diterima di SMPN 39.
Sebab, nilai UN jalur prestasi di sekolah tersebut terendah 25,5. ''Kami kurang informasi terkait ini dari SDN asal. Tidak ada arahan dari sekolah harus masuk jalur apa," jelasnya.
Wakil Kepala SMPN 39 Surabaya Bidang Kehumasan Mohammad Rizal mengatakan, kuota di sekolahnya 288 siswa. Sebanyak 31 orang diterima lewat jalur offline.
Rizal menambahkan, banyak yang mengeluh soal jarak. Padahal, nilai USBN mereka sangat tinggi. Namun, pihak sekolah tidak bisa membantu banyak.
Sebab, sistemlah yang berjalan. ''Ada juga yang nilai USBN 26 karena jaraknya jauh ya terpaksa tidak diterima dan harus memilih sekolah yang lebih dekat," ujarnya. (ayu//sal/nas/elo/c7/tia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Terbaru Mendikbud soal Redistribusi Guru terkait PPDB Sistem Zonasi
Redaktur & Reporter : Natalia