jpnn.com, SIDOARJO - Untuk memastikan makanan yang beredar pada Ramadan dan Lebaran ini aman, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah melaksanakan sidak makanan dan minuman, Senin (12/6).
Sidak tersebut dilakukan bersama dengan Dinas Kesehatan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sidoarjo dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Sidoarjo.
BACA JUGA: Siapkan Rp 29,6 Triliun, BI Jatim Buka 600 Konter Penukaran Uang
Ada 4 lokasi yang menjadi target sidak kemarin. Yaitu pertokoan di Jalan Pahlawan, Perumahan Taman Pinang Indah, Jalan Raya Jati, dan Pondok Jati.
Sidak juga diikuti oleh Ketua DPRD Sidoarjo tersebut diawali di salah satu mall di Jalan Pahlawan.
BACA JUGA: Anggaran Kementan Rp 19,3 Triliun Dialokasikan ke Petani
Di supermarket tersebut, Saiful Ilah langsung menuju ke area makanan. Secara teliti dirinya memeriksa bungkus makanan.
Politikus PKB ini melihat tanggal kedaluwarsa, izin edar, izin BPOM, serta kondisi kemasan. Beragam jenis makanan tidak luput dari pantauannya.
BACA JUGA: Konglomerasi Keuangan Harus Punya Induk Usaha
Mulai dari makanan beku, makanan kaleng, minuman bersoda, hingga makanan ringan.
Saat melintasi lorong makanan ringan, pria yang akrab disapa Abah Ipul ini mengambil wafer coklat yang disimpan dalam toples plastik.
Saat dilihat, rupanya makanan tersebut sudah hampir kedaluwarsa.
“Tercantum di sini kedaluwarsanya bulan 6 tahun 2017, seharusnya sudah tidak boleh dipajang,” ujarnya.
Tidak hanya memeriksa kondisi makanan yang dipajang di lorong-lorong, Abah Ipul juga melihat makanan yang sudah terbungkus di dalam parcel.
Dia memastikan bahwa makanan tersebut dalam kondisi layak. “Yang sudah terbungkus ini yang rawan, karena masyarakat jarang melihat tanggal kedaluwarsanya,” imbuh Abah Ipul.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Ika Harnasati mengatakan, ada beberapa temuan dalam sidak tersebut.
Selain makanan yang hampir kedaluwarsa, ada juga kemasan makanan yang kondisinya sudah rusak. Seperti makanan kaleng yang penyok dan susu bubuk yang bungkusnya sudah terbuka. Bahkan ada juga makanan yang berkutu.
Yaitu makanan jagung (popcorn) yang dibungkus plastik. Menurut Ika, kondisi kemasan yang rusak mempengaruhi kondisi makanan di dalamnya.
“Terutama makanan kaleng, kalau penyok, makanan di dalamnya akan tercampur karat dari kaleng tersebut,” kata Ika.
Ada juga beberapa makanan yang tidak ada izin edar atau izin BPOMnya.
Ika pun menghimbau kepada masyarakat untuk lebih jeli dalam memilih makanan. Terutama cek kondisi kemasan dan kedaluwarsanya. (nis/rud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Biarkan Kenaikan Harga Sembako Jelang Idulfitri
Redaktur : Tim Redaksi