Surabaya Abadi Dalam Kepingan Masa Lampau

Rabu, 11 Januari 2017 – 17:42 WIB
SURABAYA DALAM BINGKAI: Seorang pengunjung saat mengamati karya-karya foto mahasiswa anggota Himmarfi Stikosa-AWS yang digelar di pendopo kampus, Selasa (10/1). Pameran dengan judul ‘Kepingan Kisah Lampau’ tersebut, menampilkan 28 karya foto dari enam orang fotografer mahasiswa. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Dua puluh delapan foto hasil bidikan peserta diklat UKM Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (HIMMAR­FI) dipajang di pendopo kampus Stikosa­AWS.

Pada pameran bertajuk ‘Kepingan Kisah Lampau’, peserta diklat ditugaskan untuk mengabadikan bagian kecil masa lampau dari zaman kolonial yang masih bertahan hingga tahun 90­an di Surabaya, Jawa Timur

BACA JUGA: Depo Kereta Sidopo, Bangunan Khas Belanda Dibangun 1928

“Foto­foto ini adalah hasil karya enam peserta diklat. Mereka semua angkatan 2016 mahasiswa Stikosa­AWS,” ujar ketua pelaksana pameran, Nova Widayanti Kusumasari, Selasa(10/1).

Topik yang dipilih meliputi bangunan kuno, makanan, alat transportasi, dan fashion.

BACA JUGA: Tata PKL, Perbanyak Sentra Kuliner

Beberapa foto mengambil sudut Surabaya yang masih ditemukan jejak kolonial dan keunikannya, seperti Kampung Lawas Maspati, Balai Pemuda, Kawasan Religi Ampel dan Jembatan Petekan.

Mobil angguna yang sudah mulai langka di Surabaya juga terlihat pada salah satu bingkai.

Ada juga telepon koin yang sudah mulai dilupakan keberadaannya.

“Bukan hanya jejak fisik, akan tetapi juga kultur dan kebudayaan masyarakat Surabaya yang unik menjadi objek bidikan,” imbuh Nova.

Pengunjung tidak hanya melihat foto­foto saja tapi juga menambah wawasan. Karena panitia juga memamerkan beberapa kamera analog yang masih menggunakan roll film.

Pengunjung bisa belajar dari penjelasan panitia, menghasilkan foto dengan kamera analog tidak semudah kamera digital.

“Karena fotografi itu unik, bukan sekadar gambar, tapi ada pula proses dan alat untuk menghasilkan foto tersebut. Bisa menarik untuk dipelajari,” pungkasnya.

(dra/nur/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler