Surabaya Bisa jadi Rujukan Pengelolaan Sampah di ASEAN

Jumat, 03 Mei 2019 – 16:00 WIB
Jajaran KLHK dan rombongan perwakilan ASEAN di PDU Jambangan Surabaya. Foto : Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak rombongan Sekjen dan perwakilan tetap negara anggota ASEAN berkunjung ke Kota Surabaya

Kota Pahlawan ini dipilih sebagai tujuan kunjungan karena selalu menjadi yang terdepan dalam pengelolaan sampah. Hal ini terbukti dengan satu-satunya kota di Indonesia yang meraih Adipura Kencana.

BACA JUGA: Sekjen ASEAN Puji Langkah Indonesia Menata Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Salah satu tempat yang dikunjungi KLHK dan rombongan ini adalah pusat daur ulang sampah yaitu Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan.

BACA JUGA: Menteri Siti: Penegakan Hukum yang Tegas Buat Jera Perusahaan Nakal

PDU ini termasuk yang layak menjadi panutan. Fasilitas daur ulang sampah yang dibangun pada 2015 ini bisa mengelola 5-6 ton sampah per hari, dengan kapasitas maksimum 20 ton/hari, serta income harian dari sampah yang terolah adalah Rp 6 juta/hari.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK M.R. Karliansyah yang mendampingi rombongan ASEAN mengatakan pengelolaan sampah di Surabaya sungguh luar biasa.

BACA JUGA: Menteri LHK Ajak Para Dubes dan Sekjen ASEAN Melihat Kecanggihan BMKG

Menurutnya, Surabaya patut menjadi contoh bagi kota lainnya di Indonesia dan bahkan ASEAN.

"Kita ingin menunjukkan kepada Sekjen dan Duta Besar Negara ASEAN, bahwa Surabaya adalah leader dalam pengelolaan Sampah. Pengelolaannya bukan hanya digerakkan oleh Pemda, tapi muncul dari inisiatif masyarakat sendiri. Inilah yang ingin kita tunjukkan", kata Karliansyah yang juga didampingi dua dirjen KLHK lainnya.

Lokasi daur ulang ini juga menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF), yang merupakan hasil kerja sama antara KLHK dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya.

Teknologi ini memanfaatkan larva lalat untuk memakan sampah organik dari sisa makanan/limbah rumah tangga, yaitu setiap 10 ribu larva, mampu mengurai limbah sebanyak 12 kilogram, dalam 12 hari.

"Di PDU ini adalah proyek KLHK tahun 2015, dan saat ini Pemko Surabaya akan membangun 3 lagi. Kita dengar tadi hasilnya 30% jadi kompos, sebagian menjadi number energi listrik, dan anda bisa lihat proses pengomposannya dengan menggunakan larva," tambah Karliansyah.

Saat ini di Indonesia sudah ada 12 PDU serupa, di antaranya di DAS Citarum, Labuan Bajo, Ponorogo, Bandung, Kota Bandung, Cimahi, dll.

Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi yang meninjau PDU Jambangan bersama rombongan juga mengapresiasi kegiatan di PDU tersebut.

Apalagi dia bersama rombongan melihat langsung proses pembuatan kompos di PDU itu.

"Kota di Indonesia patut menjadi contoh pengelolaan sampah bagi kota-kota di ASEAN. Saya berharap Indonesia dapat berbagi pengetahuan dan teknologi dengan Negara ASEAN lainnya," tutur Jock Hoi.

Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi

Rombongan ASEAN juga diajak berkunjung ke Kecamatan Jambangan untuk melihat keberhasilan bank sampah.

Keberadaan bank sampah di kecamatan tersebut berhasil mengajak warga untuk menabung dengan cara menyetorkan sampah, yang kemudian setelah terkumpul, akan dijual dan hasil uangnya dapat diambil lagi oleh masyarakat saat membutuhkan, seperti pada momen hari raya atau pada saat anak masuk sekolah.

Di akhir kunjungan, Sekjen ASEAN mencoba "Suroboyo Bus", yaitu transportasi ramah lingkungan yang mensyaratkan pembayaran ongkos bus dengan sampah plastik.

Rombongan ini sempat berkeliling Kota Surabaya dengan bus itu dan duduk santai di Taman Bungkur menikmati sore yang cerah sebelum pulang ke ibu kota.

Ikut serta dalam kunjungan ini, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Ruandha Agung Sugardiman, Pimpinan Tinggi Pratama, Tenaga Ahli Menteri LHK, Kepala UPT KLHK dan pejabat Pemerintah Kota Surabaya. (flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Bongkar Jaringan Perdagangan Gading Gajah Secara Online


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler