jpnn.com, SURABAYA - Saat ini Kota Surabaya membutuhkan pembangunan rumah sakit (RS) baru yang dikelola pemerintah.
Sebab, selama ini antrean pasien untuk mendapatkan kamar cukup panjang. Untuk menuntaskan problem tersebut, pemkot perlu membangun rumah sakit lagi di beberapa wilayah.
BACA JUGA: Pelayanan RSUD Paling Banyak Dikeluhkan Warga
Kondisi selama ini, jumlah pasien yang membutuhkan pengobatan tidak sebanding dengan jumlah kamar yang tersedia.
Di RSUD dr Soetomo, misalnya. Di rumah sakit milik provinsi tersebut, antrean untuk mendapatkan kamar cukup panjang.
BACA JUGA: Viral! Video Suster Rumah Sakit Ketahuan Menyuntik Mayat
Hal yang sama terjadi di RSU Haji Surabaya. "Yang pasti, antrean di sana sudah overload. Apalagi, RSUD dr Soetomo merupakan rumah sakit tipe A," jelas anggota Komisi B DPRD Surabaya Baktiono.
Tidak hanya di provinsi, jumlah pasien juga membeludak di rumah sakit yang dikelola pemkot.
BACA JUGA: Ingat, RS Wajib Berikan Info soal Hak Pasien
Di RSUD dr M. Soewandhie daftar antrean untuk mendapatkan kamar sudah mencapai 500-700 orang.
Sementara itu, di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), yang antre 250-300 pasien.
Dengan jumlah antrean itu, Baktiono menyatakan bahwa pemkot sudah seharusnya memiliki rumah sakit baru.
Dengan begitu, pasien segera mendapatkan pelayanan. Khususnya mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.
"Di Surabaya sendiri, jumlah rumah sakit swasta cukup banyak. Tapi, apakah mereka mampu membayar biaya pengobatan," jelas politikus PDIP tersebut.
Mahalnya biaya perawatan di rumah sakit swasta membuat warga selalu memilih rumah sakit negeri. Meski, mereka harus menunggu cukup lama.
Untuk itu, Baktiono mendorong pemkot segera merealisasikan pembangunan rumah sakit baru.
Dengan APBD yang dimiliki Surabaya, dia yakin pembangunan satu rumah sakit baru dengan mudah terealisasi.
Dia memperkirakan biaya pembangunan rumah sakit baru sekitar Rp 300 miliar.
Di sisi lain, APBD Surabaya saat ini sudah mencapai Rp 9 triliun.
Dia menuturkan bahwa belanja APBD Surabaya saat ini memang sudah digedok.
Namun, pemkot tetap bisa mengupayakan penganggaran rumah sakit baru itu melalui mekanisme perubahan anggaran keuangan (PAK) yang biasanya dibahas pada September.
Untuk lokasi pembangunan nanti, Baktiono menjelaskan bahwa pemkot bisa menerapkan usulan yang telah dibahas beberapa tahun sebelumnya.
Yakni, di daerah Gunung Anyar atau kawasan Balas Klumprik di Surabaya Barat.
"Dua tempat itu sangat representatif. Mengingat jaraknya jauh dengan dua rumah sakit milik pemkot lainnya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Febria Rachmanita belum bisa berkomentar banyak terkait dengan penambahan jumlah fasilitas kesehatan tersebut.
Dia menyarankan Jawa Pos menanyakan perkembangan rumah sakit baru itu ke badan perencanaan pembangunan kota (bappeko).
Namun, saat ditanya mengenai rencana pembangunan lokasi rumah sakit tersebut, Feny -sapaan akrab Febria Rachmanita- membenarkan bahwa akan dilakukan pembangunan di wilayah timur.
Namun, dia belum bersedia menjawab lokasi tepatnya. (elo/c20/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembayaran Terlambat, Sejumlah Rumah Sakit Terancam Kolaps
Redaktur & Reporter : Natalia