jpnn.com - JAKARTA - Bila benar terbukti kader Partai Gerindra Edgar Jonathan yang membuat surat palsu atas nama Joko Widodo dan mengedarkanya ke dunia maya dan media, maka itu adalah perbuatan yang tidak sehat dalam kompetisi demokrasi.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Ekskutif Political Communication (PolcoMM), Heri Budianto. Bahkan kata Heri, tindakan itu lebih kejam dari kampanye hitam.
BACA JUGA: Lagi, KPK Periksa Bupati Bogor
"Jika benar, ini cara politik berbasis fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan karakter. Cara ini lebih dari kampanye hitam, yang membuat demokrasi kita menjadi tak sehat," kata Direktur Ekskutif Political Communication (PolcoMM), Heri Budianto, Selasa (3/6).
Budi mengingatkan, agar semua tim sukses capres tidak melakukan cara-cara tidak sehat seperti itu. Karena selain akan berdampak buruk bagi demokrasi yang sedang dikembangkan, cara fitnah dalam perang politik justru akan berbalik arah kepada yang melakukan fitnah dan politik kotor.
BACA JUGA: Jokowi Siap Penuhi Panggilan Bawaslu
"Dampaknya malah bukan pada calon yang diserang, karena ketika terbukti mana fitnah dan mana fakta, maka publik juga akan melihatnya," ujarnya.
Heri menyarankan agar masing-masing capres untuk menggunakan cara-cara yang sehat, elegan, bukan saling menjatuhkan. Apalagi dengan berbasis mengkonstruksi hal yang tidak benar sehingga mengarah ke fitnah dan pembunuhan karakter.
BACA JUGA: Presiden Sindir TV One dan Metro TV
Tim kuasa hukum calon presiden Joko Widodo melaporkan dugaan surat palsu ke Bareskrim Mabes Polri. Surat palsu itu berisi permintaan Jokowi kepada Jaksa Agung agar tidak diperiksa dalam kasus korupsi pengadaan Transjakarta.
Sebagai terlapor dalam kasus itu adalah Edgar Jonathan S, yang merupakan anggota organisasi Tunas Indonesia Raya (Tidar), sayap Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), yang mengusung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa sebagai capres. Edgar diduga telah memproduksi surat palsu itu dan menyebarkannya ke publik via beragam media sosial. (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim 52 Miliar untuk Jokowi-Ahok Cuma Bualan Adik Prabowo
Redaktur : Tim Redaksi