Surfboard Bikinan Wijarnako Rambah Pasar Mancanegara

Senin, 11 Desember 2017 – 00:12 WIB
Wijanarko Dewo saat menunjukkan papan selancar berbahan kayu sengon karyanya. Foto: Al Fandy Kurniawan/Radar Pacitan/JPNN.com

jpnn.com - Wijanarko Dewo jeli membidik peluang bisnis di tengah geliat surfing di Pacitan, Jatim. Dia memproduksi papan selancar (surfboard).

Kini usahanya itu sudah melejit. Tidak hanya melayani permintaan dalam negeri, tapi juga telah merambah pasar mancanegara.

BACA JUGA: Ada yang Patah Kaki dan Terluka Parah

AL FANDY KURNIAWAN, Pacitan

HARI beranjak siang saat Wijanarko Dewo, 60, membukakan pintu rumah. Rasa kantuk masih menyelimuti dirinya.

BACA JUGA: Honorer K2: Apakah Kami Harus Mengadu ke Ibu Megawati?

Tanpa mempedulikan penampilannya yang acak-acakan, bapak satu anak itu berjalan ke luar rumah.

Rumah yang terletak di pinggir perempatan Enggal itu dipenuhi kerangka papan surfing yang belum jadi. Ada pula berbagai alat yang digunakan membuat papan surfing.

BACA JUGA: Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya

Kesan mewah tidak tampak dalam diri Pak Wid, sapaan akrabnya. Pun dengan rumah yang ditempatinya.

Rumah produksinya itu begitu sederhana, dipenuhi berbagai papan surfing warna-warni yang mencolok mata. Wid mengaku sudah menggeluti seni kerajinan papan selancar ini selama kurang lebih lima tahun. ‘’Bentuk pengembangan jiwa,’’ katanya.

Anaknya yang surfer muda berbakat membuatnya semakin bersemangat untuk terus berkarya mencipta surfboard.

Kepiawaiannya membuat papan surfing tak perlu diragukan. Kayu-kayu limbah yang tak terpakai disulapnya menjadi papan surfing nan cantik.

‘’Memanfaatkan bahan yang ada di daerah ini. Kayunya basah dan berasal dari lokal, pernah dibudidaya di wilayah ini,’’ jelasnya saat ditemui di rumahnya di Jalan Gatot Subroto, Jumat (8/12).

Meski begitu, Wid tidak sembarangan memilih kayu untuk pembuatan papan surfing. Kayu sengon disebutnya paling cocok karena awet, ringan, dan lunak.

‘’Pemilihan kayu sengonnya kita pilih yang umurnya belum mencapai lima tahun,’’ ucap pria 60 tahun itu.

Wid menyebut anak-anak perajin di Pacitan belum memiliki kesadaran penuh terkait usaha yang digelutinya.

Padahal, perajin merupakan pekerjaan yang bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka tanpa harus mengandalkan kerja di tempat lain.

‘’Hidup memanfaatkan limbah kayu bisa menjanjikan hidup lebih baik,’’ paparnya.

Dia menyebut surfboard buatannya berbeda dengan papan selancar biasa. Papan selancar miliknya berbobot ringan.

Bahan pembuatan papan sudah dikombinasikan dengan epoksi sehingga menjadi lebih ringan namun tetap kuat menerjang ombak.

‘’Bagi peselancar pemula, sangat perlu mengenali surfboard yang akan digunakan,’’ terangnya.

Peselancar pemula sangat dianjurkan menggunakan surfboard jenis longboarding. Papan jenis ini memberikan anugerah tersendiri bagi para pencinta surfing.

Papannya lebih besar, tidak akan bergerak cepat, dan gerakan manuvernya lebih besar. ‘’Di sini ada papan loangboard dan papan pendek,’’ sebutnya.

Pria yang menggemari kegiatan sosial ini menjalani usahanya dengan senang hati. Baginya, pengembangan diri dan lingkungan ke arah lebih baik merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis kerajinan papan seluncur. ‘’Kita tidak profit oriented,’’ ungkapnya.

Kini bisnis kerajinan papan surfing-nya sudah memiliki nama besar. Banyak pelanggan mancanegara memesan papan surfing langsung. ‘’Teman-teman bule banyak yang langsung pesan ke sini, untuk dijual ke luar juga,’’ jelasnya.

Dalam berbisnis, Wid tidak hanya mengunggulkan kuantitas. Kualitas juga harus dipegang. Produksi sendiri memang tidak stabil.

Dalam sebulan terkadang hanya bisa menghasilkan 10—20 papan surfing.

‘’Tidak mesti. Kalau pas tenaga kuat, teman-teman saya mampu bantu bisa sampai 20 dalam satu bulan,’’ bebernya.

Kendati demikian, Wid mengakui bisnisnya tidak selalu mulus. Selalu saja ada hambatan. Terutama pada bahan penunjang yang stoknya terbatas.

‘’Tapi orang lebih bangga karena bahannya alami,’’ tuturnya. ***(her)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenderal Gatot Nurmantyo pun Pamit


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler